Dua hari ini adalah saat dimana lautan manusia memenuhi Mina terutama tempat dimana para jamaah haji akan melempar jumroh aqobah di Jamarat.
Sejak setelah maghrib masuk 10 Dzulhijah para jamaah haji mulai bergerak dari Arafah menuju Mina dengan menggunakan Bus dan Kereta Api.
Mereka menempati maktab-maktab yang sudah ditentukan di Mina. Setelah istirahat beberapa saat termasuk sholat Magrib dan Isya serta makan malam, pada dini hari itu sudah banyak rombongan jamaah yang meninggalkan maktab.
Mereka  menuju Jamarat yaitu tempat dimana dilakukan ritual melempar jumroh aqobah. Waktu yang utama untuk melempar jumroh aqobah ini adalah saat waktu duha atau sekitar pk 8-10 waktu setempat.
Namun banyak jemaah yang menghindari waktu tersebut karena saat itu dipastikan kepadatan jemaah yang akan melakukan lempar jumroh semakin banyak sehingga menimbulkan kehawatiran benturan dan berdesakan.
Bagi jemaah asal Indonesia situasi seperti itu harus dihindari karena mereka memiliki tubuh yang realatif kecil dibandingkan jamaah dari Timur Tengah, Afrika maupun Eropa.
Pagi itu kepadatan jamaah di Jamarat mengakibatkan juga kepadatan di daerah sekitar seperti Syisyah yang hanya 1 km dari Jamarat dan Mina.
Saat itu Al Hajj Street, yaitu jalan yang menghubungkan arah menuju Masjidil Haram mengalami kepadatan dan kemacetan yang luar biasa.
Pada hari itu para jamaah yang telah selesai melempar jumroh aqobah mulai bergerak menuju Masjidil Haram untuk melakukan Thowaf Ifadoh.
Sementara sebagian Jamaah lainnya ada yang menunda thowaf ini dan kembali ke maktab masing-masing.
Kemacetan semakin parah saat hari semakin siang menjelang Dhuhur. Para jamaah yang melakukan lempar jumroh pada pagi hari terutama sebelum Subuh, mereka masih bisa menggunakan jasa taksi namun dengan tarif yang selangit yaitu 100 Saudi Riyal (SR), tarif normal antara 15-20 SR.