Terakhir Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan keduanya berpasangan untuk berkiprah di Olimpiade Rio pada tahun 2016.
Untuk kedua kalinya nomor ganda putra tidak mampu meraih satupun medali baik emas, perak maupun perunggu.
Saat di Olimpiade Rio itu Ahsan dan Hendra berada di grup D bersama ganda putra Chai Biao/Hong Wei (China), Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang) dan Attri Manu/Reddy Sumeeth (India).
Dari tiga laga yang dijalani Ahsan/Hendra, mengalami dua kekelahan dari ganda putra China (15-21, 17-21) dan Jepang (17-21, 21-16, 14-21) dan hanya menang atas ganda putra India (21-18, 21-13). Sebagai unggulan kedua Olimpiade Rio, Ahsan dan Hendra harus tersisih lebih awal.
Olimpiade 2020 yang berlangsung di Tokyo merupakan keikutsertaannya mereka yang ketiga kalinya. Dengan pasangan berbeda tahun 2008 Hendra Setiawan berpartisipasi di Beijing sedangkan tahun 2012, sedangkan Ahsan berpartisipasi di London. Terakhir keduanya berpasangan mengikuti olimpiade di Rio tahun 2016.
Bagi keduanya olimpiade ini sudah menjadi ajang yang sangat akrab dijalani mereka. Pengalaman mengikuti 3 kali olimpiade sebelumnya menjadi modal berharga.
"Kami hanya ingin menjaga fokus kami dan mempersiapkan diri lebih baik dan menikmati diri kami sendiri ketika kami di sana.
"Pasti akan ada tekanan. Mungkin saat itu di Rio 2016, kami tidak bisa bangkit dari tekanan. Sekarang, kami lebih santai." Kata Hendra Setiawan seperti dilansir BWFbadminton.com (17/7/21).
Di Olimpiade 2020 Tokyo, Indonesia memiliki dua pasangan di ganda putra dan dengan itu, tentu saja mempengaruhi kondisi psikologis mereka. Memiliki dua pasangan jauh lebih baik daripada hanya memiliki satu yang bersaing di Olimpiade.
Lebih menguntungkan lagai mereka memiliki ranking uunggulan pertama dan kedua sehingga dua ganda putra ini hanya bisa bertemu di fase final.
Menurut catatan sejarah Olimpiade, ganda putra Indonesia pertama kali mempersembahkan medali yaitu di Olimpiade Barcelona tahun 1992 melalui Rudy Gunawan dan Edi Hartono yang meraih perak.