Lemahnya kekuatan di sektor bek tengah ini sudah menjadi catatan saat Timnas Garuda menghadapi Thailand dan Vietnam. Jika kelemahan pada sektor bek tengah ini juga masih terlihat saat Timnas Garuda menghadapi UEA, maka hal itu wajar.
Arif Satria dan Rizki Ridho sudah kehabisan stamina terus bermain tanpa mengalami rotasi. Kinerja mereka harus tetap bisa diapresiasi karena keadaan darurat ini.
Mereka terlihat lemah, baik dalam menghadapi tekanan lawan maupun mengantisipasi serangan bola atas lawan. Komunkasi juga menjadi factor penting yang harus dibenahi disamping factor konsentrasi yang sering hilang fokus.
Hal ini terjadi pada saat melawan Thailand ketika gol pertama mereka lahir, Arif dan Rizki saling mengandalkan.
Begitu pula ketika gol kedua UEA tercipta akibat Rizky Ridho salah melakukan passing yang mampu dimanfaatkan UEA untuk memperlebar keunggulan gol atas Indonesia.
Ketika berhadapan dengan Vietnam, mereka bisa bertahan menahan tanpa gol hingga turun minum. Namun factor stamina berbicara, sehingga pada babak kedua konsentrasi mulai rusak. Kordinasi dan komunikasi mulai memburuk.
Maka tidak heran jika hanya dalam 23 menit, sejak Nguyen Tien Linh membobol gawang Nadeo Argawinata di menit ke-51, Vietnam menambah gol melalui Vu Van Thanh, Nguyen Quang Hai dan Nguyen Cong Phuong.
Shin Tae Yong pasti sudah mencatat kelemahan ini. Kabar baiknya Arif dan Rizki adalah bek tengah muda yang masih memiliki prospek ke depannya.
Lini TengahÂ
Pelatih Shin Tae Yong terlihat jelas belum menemukan seorang gelandang bertahan yang ideal selama menjalani 3 laga di Dubai tersebut.
Kadek Agung dan Rachmat Irianto yang mengemban tugas tersebut tampak belum meyakinkan.