Penggalan dialog-dialog kecil yang terdengar mengharukan. Terutama bagi Prasaja yang sangat memahami betapa istrinya, Adzkia sangat merindukan seorang anak.Â
Renata adalah istri Prasetya yaitu adik Prasaja. Dialah yang sering memberikan semangat dan juga informasi dokter kandungan yang cukup berpengalaman untuk kasus yang sedang dihadapi oleh Adzkia.Â
"Mbak Aya. Di Bandung saya punya kenalan dokter kandungan yang baru pulang dari Jerman. mungkin bisa konsul ke sana. Kalau Mbak mau nanti saya telpon dia." Renata pernah menawarkan Adzkia untuk konsultasi kepada koleganya.Â
Begitu pula Ibu Mertuanya yang sangat kerap memberikan suntikan semangat kepada Adzkia. Inilah yang membuat wanita cantik, istri Prasaja ini sangat terhibur.Â
"Aya, kamu harus sabar dan tawakkal ya Nak!" Suara Ibu Mertua sambil memeluk menantu yang berparas cantik ini. Ibunda Prasaja memang selalu memberikan suport dan semangat kepada menantunya.Â
Dua menantunya yang lain, Renata dan Tifani, sudah memberikan empat orang cucu, kini tinggal Adzkia saja yang harus diberikan semangat agar tetap tabah menunggu dengan sabar pemberian amanah dari Tuhan.Â
Adzkia sangat bersyukur memiliki mertua sebaik Ibunda Prasaja. Dia juga sangat bersyukur memiliki Prasaja, seorang suami yang sangat penuh pengertian. Prasaja masih tetap cinta kendati sudah 10 tahun masih belum memiliki momongan.Â
Bagi Adzkia semua harapannya begitu hampa pada setiap berlebaran bersama keluarga baik di Bandung maupun di Bogor.
Kini baginya mudik Lebaran itu menjadi sesuatu yang harus dinikmati apa adanya. Adzkia semakin pasrah dan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa ketika harus menghadapi kenyataan rahimnya harus diangkat karena kanker mulut rahim.
Adzkiapun setelah tahu tidak mungkin memberikan seorang anak kepada Prasaja, mulai berupaya mencari solusi. Salah satunya mengizinkan Prasaja menikah lagi.
Adzkia menjatuhkan pilihan kepada saudara sepupunya yang selama ini sudah sangat akrab dikenal oleh Prasaja.