Sisa sukrosa lainnya ada pada fraksi gula reduksi sebesar 2,66 persen dan pada fraksi non gula sebesar 7,33 persen.
Pada fraksi gula reduksi,  jumlah gula reduksi yang dapat diambil dari tetes asal sebesar 66,36 persen sedangkan kandungan  gula reduksi yang dapat dicapai dalam fraksi tersebut  adalah sebesar 92,4 persen dari total gula yang terkandung di dalamnya.
Pada sebuah pabrik gula berkapasitas 4.000 ton tebu per hari dengan areal 11.000 ha lahan tegalan dapat diperoleh tambahan gula sebesar 10.450 ton per musim giling.
Dengan uraian di atas ternyata gula dalam tetes merupakan peluang untuk meningkatkan produksi gula sekitar 18 persen dan merupakan potensi yang belum tergali saat ini.
Potensi Tetes sebagai Bahan Baku Gula Cair
Potensi tetes tebu sebagai bahan baku untuk pembuatan gula cair sangat terbuka dan bisa bersaing dengan bahan baku lainnya seperti ubi kayu.
Tetes tebu (molasses) adalah cairan sisa dari proses pembuatan gula pasir yang tidak bisa lagi dikristalkan.
Secara penampakan, tetes tebu adalah cairan kental berwarna coklat. Masih mengandung 30 -- 40 persen sukrosa 4 -- 9 persen glukosa dan 5 -- 12 persen fruktosa.
Selain kaya dengan kandungan gula tersebut, tetes juga mengandung abu yang cukup tinggi. Abu tersebut terdiri dari beberapa mineral seperti Calcium dan Magnesium. Juga beberapa unsur lain seperti Phosphor dan Nitrogen.
Kandungan abu ini menjadi faktor kendala yang harus disingkirkan karena sangat mengganggu dalam proses kromatografi.
Produk-produk dari teknologi kromatografi tetes tebu merupakan produk gula dalam bentuk cair.