Melihat penguasaan bola mereka yang hampir 85 persen seharusnya England bisa menang lebih dari 5 gol seperti yang mereka hasilkan malam itu.Â
Akurasi operan para pemain England juga memiliki persentase yang tinggi yaitu sebesar 93 persen.Â
Gareth Southgate memakai formasi 4-2-3-1, formasi yang tidak biasanya. Selama ini England akrab dengan formasi 4-4-2 , 4-3-1-2 atau 4-3-3.Â
Mungkin Southgate ingin mencoba formasi ini bagi para pemain baru yang dipanggil ke tim asuhannya.Â
Dalam laga ini Southgate menukar tiga bek untuk pertahanan empat orang di depan kiper Nick Pope yaitu Conor Coady bersama John Stones di bek tengah.Â
Sementara di lini tengah, James Ward-Prowse dan Kalvin Phillips menjadi sentral sebagai duet pivot.Â
Jesse Lingard, Mason Mount, dan kapten pengganti Raheem Sterling mendukung striket tunggal mereka, Dominic Calvert-Lewin.Â
Dengan formasi ini diharapkan terjadinya keseimbangan permainan dengan menempatkan duet pivot yang menjaga transisi permainan.Â
Namun patut dipertanyakan formasi ini digunakan melawan tim lemah seperti San Marino. Eksperimen Southgate yang dikritisi banyak pengamat.Â
Southgate sebenarnya bisa menggunakan formasi lebih menyerang misalnya dengan 4-3-3 karena dalam ajang ini butuh selisih gol yang ideal dalam penentuan tim yang lolos ke putaran final Piala Dunia di Qatar pada tahun 2022. Â
Menyoroti permainan Lingard yang sedang panas bersama klubnya West Ham, terlihat dalam laga ini Lingard selalu mengambil posisi yang cerdas. Sehingga selalu menciptakan momen bagi peluang England.Â