Ketika sang ibu tahu perbuatan anaknya maka dia murka dan mengusir Sangkuriang. Rasa sesal Dayang Sumbi atas perbuatannya dan meminta ampun para dewa. Ia kemudian diampuni dan diberi karunia awet muda.
Suatu saat Sangkuriang kembali ke tempat pengasingannya di hutan. Â Berjumpa dengan Dayang Sumbi yang memang awet muda tetap cantik. Mereka pun jatuh cinta dan berniat menikah.Â
Dayang Sumbi kemudian menyadari siapa Sangkuriang sebenarnya setelah tidak sengaja melihat bekas luka di keningnya akibat pukulan piring yang dilakukan dulu ketika marah karena Sangkuriang membunuh Tumang, Ayahnya sendiri.Â
Peristiwa ini memberikan pesan moral tentang buruknya suatu kekerasan dalam rumah tangga. Bukan cuma pemukulan dan pengusiran anak oleh Ibunya, tapi juga pembunuhan ayah oleh anak kandungnya sendiri.
Ketika Dayang Sumbi, Putri cantik ini menolak menikah, Sangkuriang sudah dibutakan hawa nafsu memaksa pernikahan dengan suatu  cinta terlarang antara Ibu dan anaknya sendiri.Â
Pesan yang dibawa dari peristiwa ini adalah diperbudak hawa nafsu sehingga membutakan segalanya termasuk membutakan fakta bahwa Dayang Sumbi adalah Ibu kandung Sangkuriang.
Untuk menghindarkan pernikahan terlarang ini  Dayang Sumbi membuat sejumlah syarat yang disetujui Sangkuriang yaitu membendung sungai Citarum dan membuat Perahu. Untuk bisa menikahi Dayang sumbi, syarat tersebut harus sudah dipenuhi Sangkurinag sebelum fajar menyingsing.Â
Sangkuriang menguasai ilmu penakluk demit, guriang, genderuwo dan lelembut hutan selama dalam pengusiran oleh ibunya sehingga dengan bantuan mereka kedua syarat itu hampir saja bisa dipenuhinya.Â
Untunglah Dayang Sumbi lebih cerdas dengan bantuan lelembut dan para dewa, Fajarpun lebih cepat menyingsing di Ufuk Timur. Akibatnya upaya Sangkuriang menjadi sia-sia.Â
Kegagalannya memenuhi persyaratan Dayang Sumbi membuat Sangkuriang murka. Ditendangnya perahu itu hingga terjerembab menjadi gunung yang sekarang dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu di daerah Lembang.Â
Kembali pesan indah dari kejadian ini adalah amarah tidak terkendali yang juga membutakan kenyataan yang ada bahwa Sangkuriang harus segera menyadari bahwa Dayang Sumbi adalah ibu kandungnya.Â