Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Charlie Hebdo, Bagaimana Bersikap Menghadapi Penghinaan Kaum Intoleran

3 November 2020   10:41 Diperbarui: 3 November 2020   16:17 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prancis, Emmanuel Macron (Foto AP/Olivier Hoslet)

Majalah Satire Charlie Hebdo memang sengaja membuat karikatur yang melecehkan Nabi Muhammad SAW. Dalam ajaran Islam, menggambar atau melukis Nabi adalah perbuatan yang dilarang.

Para ulama telah memiliki ijma' tentang haramnya melukis wajah Rasulullah SAW, apapun alasannya. Bahkan meskipun untuk tujuan mulia. 

Pelarangan ini bukan semata karena penghinaan, melainkan karena kepalsuan dan tidak adanya jaminan validitas dan keorsinilannya.

Oleh sebab itu, hingga kini belum ada riwayat tentang sahabat nabi yang berhasil melukis sosok Rasulullah dengan gambar yang sama percis. 

Demikian pula hingga kini tidak pernah ada kasus dimana ada lukisan manusia yang diklaim sebagai wajah Rasulullah SAW sepanjang sejarah umat Islam.

Sosok Nabi adalah panutan bagi umat. Setiap perkataan, perbuatan, sikap dan semua gerak-gerik Nabi adalah panutan bagi umat. 

Ribuan hadist yang merupakan sabda Nabi adalah hukum tertulis dari penjabaran hukum utama, Kitab Suci Al Quran.

Sejak Nabi Muhammad wafat, para Sahabat dengan setia mempertahankan keaslian dari Hadist Nabi. Para Sahabat menjaga dengan ketat Hadist tersebut dari perbuatan orang-orang munafik yang memalsukannya.

Upaya-upaya pemalsuan Hadist pada zaman para sahabat kerap dilakukan oleh kaum munafik dan musuh Islam. Pada zaman itu kaum intoleran juga gencar melakukan penghinaan vulgar terhadap sosok Nabi.

Penghinaan yang diterima Nabi Muhammad saat Beliau masih hidup hingga sekarang masih terus menerus dilakukan oleh kaum intoleran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun