Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Aborsi

26 Oktober 2020   15:33 Diperbarui: 26 Oktober 2020   19:08 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto Pixabay

"Saya tidak bisa melupakan Pak Alan. Terutama malam itu adalah yang terindah dalam hidup saya." Bisik Audray Lin lirih. Matanya berbinar memandangku penuh rasa cinta. Aku merasakan hal itu jadi tersentuh.  

Tetapi aku hanya mampu terdiam. Mulutku membisu, hatiku juga membatu. Penuh dengan bongkahan dosa yang kelam. Menjadi sisi lain yang aku rasakan saat ini.

Rinai gerimis di luar masih masih setia mendera rasa dingin dengan cekaman kejam. Sedingin perasaanku yang tidak mampu menaklukan rasa sesalku ini. 

Kartu Undangan Pernikahan berwarna pink itu masih kugenggam. Ketika aku membukanya. Tertulis dengan huruf yang indah, menikah Audray Lin dan Hansi Tanujaya.

Aku masih termangu memandang kartu undangan pernikahan Audray Lin itu. Pernikahannya bukan membuat kelegaan namun justru menimbulkan rasa bersalah baru. Rasa bersalah ini bisa terus menghantuiku sepanjang hidupku.

Audray Lin aku tidak bisa memahami yang ada dalam dirimu. Pengorbanan yang paling gila, sudah dia lakukan hanya untuk sebuah cinta butanya.

Mungkin lebih gila lagi yang terjadi dengan diriku. Alan Erlangga yang selalu menjunjung cinta ternyata juga sudah mengotorinya dengan kotoran dosa menjijikkan.

Aku rasanya sudah tidak punya muka lagi untuk bertemu dengan Kinanti Puspitasari.

@hensa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun