Audray menyetir Honda Jazz-nya meluncur di tengah hujan deras kota Surabaya. Sepanjang perjalanan memang hujan turun dan Audray dengan terampilnya mengemudikan mobilnya di tengah tengah kemacetan kota Surabaya.
Setelah berhasil keluar dari kemacetan, aku berfikir langsung masuk Tol dalam kota lewat Pintu Tol Darmo. Tapi ternyata tidak,
Audray malah membelokkannya ke arah Darmo Permai. Belum sempat aku bertanya Audray seolah tahu rasa heranku langsung menjelaskan.
"Pak Alan mampir dulu saja ke rumahku apalagi masih sore. Lagi pula malam Minggu ini pak Alan kan gak apel ke Bu Kinan di Bandung."Â
"Oke Lin, kamu itu memang suka bikin kejutan."
"Tentu dong Pak Profesor. Nanti akan aku beri lagi kejutan-kejutan lainnya." Kata Audray Lin sambil tertawa lepas.
Hari ini aku lihat Audray begitu gembira dan ceria. Akhirnya kami pun sampai di rumah besar yang asri dengan taman hijau halaman luas sehingga jarak dari rumah satu ke rumah yang lain sangat jauh.
Apalagi pagar rumah yang tinggi membuat rumah ini seolah olah berdiri sendiri tanpa tetangga. Ruang tamu yang nyaman dengan dekorasi interior kelas atas.
Tapi kok sepi tidak terlihat Tante dan Omnya. Hanya ada seorang Pembantu yang tadi membukakan pintu.
"Tante dan Om masih di Singapore sebulan ini, jadi aku sendirian saja hanya ditemani Si Mbok Surti," suara Audray seolah bisa menebak yang ada dibenakku.
Sejak itu hubungan dengan Audray Lin semakin dekat. Bahkan sore itu aku pulang dari Kampus kembali bersama Audray. Kali ini gadis cantik ini ikut mobilku. Aku mengantarnya ke rumahnya di Darmo Permai.