"Assalaamu alaikum," aku memberi salam.
Aku melihat Kinanti tersenyum padaku sambil membalas salamku. Kinanti terlihat pucat. Memang butuh istirahat untuk mengembalikan kondisi kesehatannya.
Tekanan darahnya rendah dan ternyata hasil uji Laboratorium menunjukkan kadar haemoglobinnya juga rendah.
Kinanti mungkin terlalu lelah. Terutama karena kelelahan tidak hanya secara fisik namun juga psikis.
"Terima kasih Alan sudah mau menjengukku," kata Kinanti dengan suara lemah namun wajahnya menampakkan kegembiraan.
"Alhamdulillah Kinan. Tentu saja aku pasti menjengukmu apalagi sedang sakit begini sedang tidak sakitpun aku tetap menjengukmu," kataku.
"Iya Bu. Jika Om Alan menjenguk Ibu saat sedang sakit, itu artinya khawatir namun jika Om Alan menjenguk Ibu waktu tidak sakit, itu artinya karena rindu!" suara Intan menggoda sambil tertawa.
Rupanya Intan sudah mulai berseloroh. Mendengar ini aku tertawa, namun  Kinanti hanya tersenyum.
"Intan, sekarangpun Om Alan menjenguk Ibumu juga karena rindu lho," kataku tidak kalah dengan Intan untuk menggoda Kinanti.
Ruangan rawat inap itupun penuh dengan canda dan tawa. Suasana yang sangat menggembirakan.
"Kinan bagaimana kondisi terakhir?" tanyaku.