Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: KDRT

28 September 2020   15:51 Diperbarui: 28 September 2020   16:04 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto Pixabay

Dari kemarin orang-orang di sekitarku selalu membicarakan Kinanti Puspitasari sebagai pendamping hidupku sementara Kinanti sendiri selalu memposisikan Listya adalah pasangan idealku.

Namun sangat disayangkan Listya sendiri sudah memiliki suami. Aku selalu ingin berpegang kepada realita.  Adalah hal yang tidak mungkin Listya dapat mewujudkan mimpiku. Demikian juga realitanya Kinanti hingga saat ini masih menganggapku sahabatnya.

"Bagi saya sendiri ada hal yang saya tidak tahu apakah ini takdir saya. Apakah saya boleh berdoa untuk mendapatkan takdir yang lain? Apakah dengan berdoa untuk mendapatkan takdir yang lain saya berdosa?"

 Demikian kata-kata Listya yang selalu terngiang ditelingaku. Listya mengharapkan takdir yang lain bukan takdir menjadi istri Rizal Anugerah? Takdir yang lain itu takdir yang mana?

Listya tidak berbahagia dalam bahtera rumah tangganya. Seringkali dirinya mendapatkan perlakuan kekerasan dari suaminya. Kinanti selalu mengabari setiap keluhan dan curahan hati Listya.

Ternyata mereka kerap kali saling curhat walaupun melalui ponsel. Aku sendiri tidak bisa berbuat apa-apa setiap menerima cerita dari Kinanti tentang kekerasan dalam rumah tangga Daisy Listya.

Mungkin hanya sebatas memberi rasa simpati dan nasihat agar Listya bisa selalu bersabar. Hal itu memang tindakkan yang logis dan etis kulakukan tidak boleh terlalu mencampuri urusan rumah tangga Listya.

Hanya belakangan ini ada hal yang menggangguku yaitu kasus KDRT suami Listya. Ini adalah keprihatinanku kepada Listya. Aku tidak tahu bagaimana harus berbuat?

Akhir-akhir ini memang kuakui ada rasa rindu saat SMA dulu bersama Kinanti. Semakin seringnya bertemu dengan Kinanti atau paling tidak komunikasi lewat ponsel maka semakin terbayang pula masa-masa dulu.

Aku yakin sekarangpun Kinanti tahu kalau aku pernah mencintainya karena memang aku dulu pernah mengatakannya. Hanya saja aku tidak tahu apakah saat ini Kinanti mau membuka pintu hatinya untukku?

Listya sendiri bahkan menganggap Kinanti beruntung karena mempunyai calon suami sepertiku. Tetapi fakta lain yang dikatakan Kinanti waktu itu, bahwa dia sebagai seorang wanita bisa mengerti saat Listya merasa mendapatkan perlindungan ketika berada di dekatku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun