Tak ada lagi sebuah harapan, tak ada lagi sebuah pijakan ketika semua sudah pergi. Mungkin hanya Tuhan tempat sebaik baik berharap.
Aku jadi teringat yang dikatakan seorang Filsuf Besar, Al-Ghozali. Simak yang dikatakannya.
Hari ini adalah milikmu. Jika tiba waktu pagi, janganlah engkau menunggu petang datang.Â
Hari ini adalah hari yang sebenarnya engkau menghirup udara, hidup dan membuka mata. Hidupmu adalah hari ini.Â
Hidupmu bukan hari kemarin yang telah meninggalkan kenangan baik maupun kenangan buruk. Janganlah engkau tenggelam dalam mengingat masa lalu. Jangan pula terlena merenungkan keindahan hidup yang pernah dulu kau jalani.Â
Namun hidupmu juga bukan hari esok yang belum tentu engkau akan menjumpainya. Janganlah engkau terlena pada harapan harapan dan angan-angan masa depan. Jangan pula engkau merasa cemas dan takut untuk menghadapi hari esok.Â
Lebih baik fikirkan saja hari ini. Hari ini adalah hidupmu, hari yang telah dinaungi oleh sinar Matahari dan engkau mendapati waktu siangmu adalah harimu yang sebenarnya.Â
Oleh karena itu usiamu hanya sehari yaitu hari ini. Maka tanamkanlah di dalam hatimu sebuah kehidupan yang nyata pada hari ini seakan-akan dirimu dilahirkan pada hari ini dan mati pada hari ini pula.
Sungguh indah ungkapan yang sangat filosofis ini telah membuatku benar-benar menikmati hari ini.
Aku merasa lega akhirnya Kinanti jadi menikah lagi. Namun hati kecilku berkata bahwa aku seperti kehilangan bagian lain dari hatiku. Ya bagian itu adalah Kinanti Puspitasari.
@hensa