"Sudahlah Alan. Listya adalah gadis yang mungkin ditakdirkan untuk menggugah perasaanmu agar kau tidak terbelenggu dengan masa lalumu. Jika Allah berkehendak tak ada satupun kekuatan yang dapat menghalangiNya. TakdirNya adalah yang terbaik untuk kita." kata Kinanti.
Listya adalah wanita yang diciptakanNya untuk menentramkan hatiku. Ya berada disisinya memang kurasakan ketentraman itu.
Namun kini ketenteraman itu sudah terengut. Memang benar takdir Allah pasti yang terbaik karena Allah sebaik-baik Penentu.
Aku hanyalah hambaNya yang dapat memperoleh sesuatu sesuai dengan yang diupayakan.
Sedangkan tidak ada daya dan upaya selain kekuatan Allah yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
"Ok Alan ini saatnya aku harus segera menuju pesawat. Tabahkan dirimu sobat jangan lupa Kinanti selalu menemanimu. Assalaamu alaikum!" Kinanti berpamitan.
Aku hanya menatap wanita cantik ini tak berkedip. Sangat damai sekali berada di sisinya.
"Waalaikum salaam. Kinan terima kasih. Insya Allah aku tabah. Jangan lupa kabari aku kalau kau sudah tiba di Bandung." Kataku sambil menjabat tangan Kinanti.
Aku menatap kepergian Kinanti yang bergegas menuju pintu dimana para penumpang memasuki pesawat. Sebelum masuk pintu Kinanti masih sempat melambaikan tangannya.
Kinanti adalah sahabat karib di masa remaja dulu namun sampai saat inipun kesetiaannya terhadap persahabatan tidak pernah berubah.
Aku bisa merasakan ketulusan hatinya. Â Persahabatan yang tulus selalu kekal sepanjang hayat.