"Intan Permatasari katamu Hensa?" Diana terheran-heran.
"Iya aku tadi berbincang, bernostalgia. Lalu Intan menyatakan cintanya kepadaku sambil minta maaf kalau cintaku baru terbalas sekarang."
Aku lihat Diana masih terbengong seperti orang yang benar-benar tidak percaya dengan ceritaku ini.
"Intan menangis tersedu dan berpamitan padaku. Aku tidak bisa mencegahnya pergi," kataku pelan penuh kegundahan.
Kembali aku melihat Diana hanya terheran-heran dan menarik nafas dalam-dalam.
"Hensa. Aku lupa memberitahumu." Kata Diana.
"Memberi tahu tentang apa Diana?"
"Memberitahu tentang Intan."
"Ada apa dengan Intan?"
"Intan sudah tiada setahun yang lalu karena menderita kanker kista ovarium." Diana menjelaskan dengan mata berkaca-kaca.
Mendengar ini aku hanya tertegun dan tidak percaya jika tadi aku memang benar-benar bertemu dengan Intan Permatasari. Sangat nyata aku berdialog dengannya.