Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Hijriah di Tengah Pandemi Coronavirus

20 Agustus 2020   13:33 Diperbarui: 20 Agustus 2020   17:24 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto Umma.id 

Dalam setiap kejadian yang menimpa kita, Tuhan tidak akan memberikan cobaan kecuali sesuai dengan kadar kemampuan kita. Benar dan itu sudah jelas dan pasti. Kesulitannya adalah bagaimana kita menyikapi dengan baik cobaan tersebut. 

Setiap tahun terus berulang slogan tentang pergantian tahun hijriah yang selalu berkumandang di setiap momen.

Rangkaian diksi menjadi kalimat memikat namun hanya sekedar dikembalikan menjadi hanya sebuah slogan tanpa ada aksi nyata.

Mungkin sudah saatnya semua slogan keren itu harus dibuktikan menjadi sebuah aksi nyata bahwa hijriah adalah sebuah perubahan ke arah yang jauh lebih baik.

Kilas Balik Lahirnya Tahun Hijriah

Tahun Hijriah adalah kalender yang diakui sebagai salah satu dari empat kalender utama saat ini yang digunakan di seluruh dunia.

Keempatnya kalender tersebut adalah Miladi, Hijriah, China, dan Persia. Kalender Hijriah merupakan kalender resmi Kerajaan Arab Saudi. 

Sebelum kalender Hijriah mulai digunakan, umat Islam menggunakan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Muslim, misalnya peristiwa penyerbuan tentara Gajah menuju Ka'bah yang dikenal dan diabadikan dalam Al Quran dalam Surat Al-Fil.

Peristiwa itu adalah tahun kelahiran Nabi Muhammad dan sering disebut dengan Tahun Gajah.

Kemudian 17  tahun setelah Nabi melakukan hijrah dari Mecca ke Madinah dan pada tahun ketiga atau keempat dari suksesi Khalifa Umar ibn al-Khattab. Mulai;ah dikemukakan gagasan tentang kalender Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun