Produktivitas para peyerang Bayern sudah terbukti. Setelah menang besar 8 gol atas Barcelona di perempat final, mereka menyisihkan setiap lawan yang mereka hadapi di Liga Champions musim ini.
Dengan mencetak 42 gol termasuk 3 gol di semifinal ini adalah pencapaian yang sangat memukau bagi sebuah tim di Liga Champions. Robert Lewandowski juga menjadi top skor dengan 15 gol yang tidak terkejar pemain lain.
Kendati demikian ternyata Bayern masih enggan membicarakan treble, tetapi sulit untuk mengabaikan perbandingannya prestasi mereka dengan yang dicapai pada tahun 2012/13. Mereka pasti harus memanfaatkan peluang mereka sekarang.
Gagalnya Taktik Rudi Garcia
Rudi Garcia berhasil menyingkirkan pasukan Pep Guardiola dibabak 8 besar. Saat itu Garcia mengklaim berhasil memenangkan taktik formasi 3-5-2 nya atas Guardiola.
Hanya kali ini skema 3-5-2 Garcia tidak mampu meredam lini tengah Bayern yang sangat stabil dengan duet pivot mereka, Leon Goretzka dan Thiago Alcantara.Â
Dua orang pemain FC Hollywood ini adalah stabilisator tim dalam mengatur irama permainan dari transisi menyerang dan bertahan.
Selama ini formasi Rudi Garcia selalu mengandalkan Marcelo yang mengontrol segalanya dari belakang, memberikan keamanan dengan kecepatan Maral dan Jason Denayer di sampingnya.
Namun kali ini trio bek tengah Lyon harus banyak berjibaku menghadapi dua winger Bayern, Serge Gnabry dan Ivan Perisic.Â
Dua gol Gnabry di babak pertama menjadi bukti pertahann Lyon keteteran mengendalikan gerakannya. Bahkan Perisic berhasil melewati Denayer tinggal berhadapan dengan kiper Lyon, walaupun tidak terjadi gol. Â
Begitu pula Maxwel Cornet yang selama ini ancaman yang menerobos dari bek sayap kiri, kali ini dia tidak berani terlalu jauh meninggalkan posnya. Dia selalu mendapat tekanan dari Perisic maupun Gnabry di sisi sayap mereka.