Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Curahan Hati Seorang Gerard Pique yang Sangat Menyentuh

15 Agustus 2020   05:26 Diperbarui: 15 Agustus 2020   07:04 1558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi tertunduk harus menerima kekalahan 2-8 dari Bayern Munich (Foto Skysports.com) 

Kekalahan Barcelona 2-8 dari Bayern Munich dalam laga perempat final Liga Champions yang berlangsung di Estadio do Sport Lisboa e Benfica -- Lisbon, Portugal pada Sabtu (15/8/20) dini hari WIB meninggalkan duka yang mendalam bagi seorang Gerard Pique.

BACA JUGA : 3 Jurus Hansi Flick untuk Tundukkan Messi

Gerard Pique menyampaikan perasaan hatinya kepada UEFA.com (15/8/20) usai laga tersebut:

"Apakah ini akhir dari sebuah era, saya tidak yakin? Tapi saya tahu bahwa kami harus menerima bahwa kami telah mencapai titik terendah. Bukan hanya pemain, tetapi, sebagai klub, kami tidak berada di jalan yang benar."

"Kami telah bertahun-tahun sukses tetapi kami belum memenangkan liga dan kami belum pernah menang di Eropa dan kami harus bersaing. Anda telah melihatnya di lapangan dan hari ini tidak dapat diterima."

Apa yang dikatakan Pique di atas sudah mewakili semua pemain dalam skuad Barcelona. Mereka seakan tidak percaya dengan hasil yang harus mereka terima kebobolan 8 gol.

Apakah ini akhir dari sebuah era? Pertanyaan Gerard Pique yang harus dijawab. Namun ketika Thomas Muller, Perisic, Gnabry, Kimmich, Lewandowski bahkan Coutinho yang mencabik-cabik gawang Barcelona, maka jawabannya adalah era Barcelona telah berakhir.

Thomas Muller, Man of The Match dalam laga Barcelona vs Bayern Munich (Foto Skysports.com)
Thomas Muller, Man of The Match dalam laga Barcelona vs Bayern Munich (Foto Skysports.com)

Malam itu Barcelona hanya mampu mencetak dua gol. Satu gol dari tendangan Luis Suarez dan satu gol lagi merupakan bunuh diri pemain belakang Munich, David Alaba yang salah mengatisipasi bola umpan Roberto.

Quique Setien merasakan bahwa ini adalah kekalahan yang sangat menyakitkan dalam karirnya sebagai pelatih. Fakta malam itu, Bayern Munich memang sangat pantas mendapatkan gol-gol mereka karena performa yang sangat baik.

Setien juga setuju tidak akan berbicara tentang apa yang dibutuhkan di klub. Namun jika Gerard Pique mengatakan bahwa sudah waktunya untuk perubahan besar, maka kata-katanya akan menjadi penting.

Setien tampaknya pasrah dengan nasibnya di Barcelona. Sudah waktunya bagi Barcelona untuk meninjau dan mengambil keputusan yang diperlukan untuk masa depan mereka.

Kapten Barcelona, Gerard Pique menganggap diperlukan terobosan yang radikal dalam skuad tim Blaugrana ini terutama setelah kekalahan menyakitkan malam itu dari Bayern Munich.   

Filosofi sepakbola menyerang dengan konsep penguasaan bola dari klub asal Spanyol ini seakan hilang. Lini tengah yang rapuh dari trio Vidal, De Yong dan Sergio dalam mengendalikan permainan.

Mereka kalah dari trio Bayern Munich, Thiago Alcantara, Goretzka dan Thomas Muller. Thiago dan Goretzka berhasil mengendalikan keseimbangan transisi skuad Die Roten.

Begitu pula kuartet belakang Jordi Alba dan Semedo selalu kalah menjaga duo sayap Munich, Perisic dan Gnabry. Sedangkan duet bek tengah, Pique dan Lenglet begitu lamban mengatisipasi bola-bola silang Bayern.  

Lionel Messi pun selalu mendapatkan tekanan dari satu hingga dua pemain Bayern. Tidak diberikan sedetikpun dirinya menguasai bola. Andaipun Messi mendapatkan bola maka ruangan pergerakkan sudah ditutup sehingga bola harus hilang dari kakinya.

Benar kata-kata Gerard Pique, kini saatnya Barcelona melakukan perombakan total konsep sepakbolanya. Jika tidak sekarang maka akan membuat mereka semakin jauh tertinggal dari para klub elit sepakbola di Eropa.

Kekalahan yang menyakitkan dari Bayern Munich dengan 8 gol, tetapi harus bisa dijadikan pelajaran berharga bagi Barcelona untuk memperbaiki diri. Tidak perlu menunggu lebih lama untuk berbenah.

Salam hangat dan sehat selalu @hensa

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun