"Aku? Jangankan cucu, anakpun tak punya. Jangankan anak, istripun tak punya. Jangankan istri pacarpun tak punya." Jawabku tegas penuh percaya diri.Â
"Hah, kamu belum menikah Hen?" Tanya kamu kaget. Aku hanya tersenyum kecut kena ledekanmu.Â
Anehnya ternyata kamu sendiri juga malah senyum-senyum sambil memandangku. Ada yang aneh dengan dirimu.
"Rika kenapa senyum-senyum begitu?"Â
"Enggak apa-apa. Aku hanya ingin meralat suratku 44 tahun yang lalu."Â
"Maksudmu?" Tanyaku terheran-heran.Â
"Iya meralat karena sebenarnya aku juga mencintaimu Hensa." Katamu sambil tersenyum menawan.Â
"Apaaaaaaa?" Aku terbelalak sambil melongo. Â
"Iya aku mencintaimu. Aku juga masih sendiri." Kata Erika memandangku dengan mata indahnya yang tajam. Aku masih merasakan kecantikan wajah Erika pada usia senjanya. Â
Sungguh Erika aku hanya terpaku di hadapanmu dan kamu hanya tersenyum. Kurang ajar 44 tahun kamu meralat surat cinta yang aku kirim kepadamu. Â