Fakta yang terjadi di masyarakat sendiri pada umumnya mereka masih kerap melakukan tindakan yang melanggar protokol kesehatan covid 19 seperti tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak.Â
Jika hal ini dibiarkan tanpa ada edukasi yang terus menerus maka sangat membahayakan adanya ancaman serangan virus corona gelombang kedua.Â
Konsep New Normal yang dicanangkan Pemerintah dalam beberapa hari ini mendapat tanggapan dari organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah dan PGI, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).Â
Tanggapan tersebut disampaikan dalam acara Webinar dengan tema Tata Hidup Baru Perspektif Agama-agama, pada Senin (8/6/20).Â
Pemerintah sebaiknya mendengarkan apa yang dikemukakan Tokoh-tokoh dari organisasi Agama itu dalam acara Webinar di atas.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah diwakili Sekretaris umumnya, Abdul Mu'ti menyatakan pihaknya tidak setuju dengan konsep tatanan hidup baru atau new normal.Â
Jika program new normal itu dilaksanakan di tengah pandemi virus corona yang masih tinggi paparannya.
Konsep new normal harus dipersiapkan dengan tahapan jelas. Salah satunya adalah paparan pandemi coronavirus harus grafiknya menurun.
Menurutnya Mu'ti, konsep new normal akan menjadi problematik bila tidak memiliki ukuran yang jelas terkait derajat 'normalitas' di tengah pandemi corona saat ini.
Pendapatnya tentang derajat kenormalan baru itu sebenarnya proses adaptasi atau transisi. Masyarakat butuh adaptasi kebiasaan baru.Â