Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Menyingkap Rahasia Buronan Sang Gubernur

9 Mei 2020   17:16 Diperbarui: 12 Mei 2023   18:22 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerja Rodi masa Kolonial (Foto Repulika.co.id) 

Pak Tua Pemilik Kedai itu terperanjat ketika melihat Bayu Gandana keluar dari Leuweung Hideung, kembali lagi ke Kedainya. 

Lebih terkejut lagi karena Bayu membawa Bolang yang luka parah. Tubuh Bolang direbahkan di ranjang terbuat dari kayu beralas tikar.

"Anak muda apa yang terjadi?" Tanya Pak Tua itu.

"Pak Tua, panggil saya Bayu!" kata Bayu.

"Iya Nak Bayu ini terjadi di dalam Leuweung Hideung?" tanya Pak Tua.

"Iya Pak. Saya menemukannya di sana. Sedangkan temannya hilang katanya dibawa binatang buas ke dalam hutan."

"Ya Allah!" Pekik pak Tua itu sambil mengobati luka-luka bekas cabikan binatang buas itu. Luka-luka Bolang sangat parah sehingga ramuan tumbuhan yang diberikan Pak Tua cepat habis.

BACA JUGA : Di Tengah Wabah Ada Misteri Dua Kiyai

Bayu melihat pak Tua ini bukan orang sembarangan karena ternyata sangat pandai meramu obat-obatan dari dedaunan teripilih yang di petiknya dipinggir hutan.

Bayu yakin pak Tua ini orang pintar juga dalam ilmu kanuragan. Belakangan Bayu tahu, Pak Tua pemilik Kedai ini bernama Aki Damar atau biasa dipanggil penduduk setempat dengan Ki Damar.

Bayu juga akhirnya tahu dari penduduk setempat bahwa Ki Damar memang seorang Tabib. Tak disangka Pemilik Kedai dan Penginapan ini mempunyai ilmu pengobatan yang mumpuni.

Ki Damar sudah menduga peristiwa ini bisa terjadi. Teringat sebulan yang lalu ketika ada seorang jawara berilmu yang angkuh menantang keangkeran Leuweung Hideung, akhirnya dia keluar dengan luka sangat parah. Ki Damar tidak mampu mengobatinya dan akhirnya tewas.

Ki Damar merasa takjub melihat Bayu Gandana bisa keluar dari hutan angker itu dalam kondisi sehat. Bahkan Bayu berhasil menolong Bolang dari cengkeraman maut hutan tersebut.

Bayu benar-benar sosok Jawara Banten sejati. Anak muda memiliki budi pekerti baik, berilmu silat tinggi dan gemar menolong sesama. Sangat jarang pada saat sulit seperti yang sedang dialami masyarakat Banten saat ini masih dijumpai seorang Jawara sejati.

Jawara memiliki tiga sifat mulia yaitu jagoan, wani dan wara atau rendah hati. Intinya mereka adalah kepanjangan para Kiyai dalam mengamalkan ilmu dan menyebarkan kesucian agama Islam. Mereka selalu membela kebenaran dan menjunjung tinggi kesucian hati.

Namun banyak para Jawara yang sudah berkhianat kepada jati dirinya sendiri. Bahkan mereka demi uang gulden harus berhianat terhadap Bangsanya dengan menjadi centeng Belanda.

Rupanya Belanda telah berhasil memecah belah rakyat Banten dengan membenturkan para jawara yang berkhianat tersebut dengan para Kiyai mereka sendiri.      

Kedai Ki Damar hingga sesiang ini masih terlihat sepi. Terlihat Bayu dan Ki Damar tengah asyik berbincang di teras depan. 

Mereka dikejutkan oleh kedatangan pasukan berkuda kompeni. Para serdadu Belanda ini rupanya datang dari Utara kemungkinan dari Cilegon.

Ki Damar dengan ramah menyambut mereka dan menyajikan makanan dan minuman yang mereka pesan. Salah satu diantara mereka menyerahkan selembar kertas kepada Ki Damar. Ternyata isinya sebuah foto sketsa wajah seorang buronan yang sedang mereka cari.

Ki Damar menghampiri Bayu sambil memperlihatkan foto tersebut. Bayu terkejut melihat foto siapa yang ada dalam kertas itu. Ki Ulon ya benar itu adalah gambar Ki Ulon hanya pada lembar kertas itu tertulis Kiyai Ghufron.

"Ghufron itu buronan Belanda karena lari dari penjara dan telah membunuh banyak serdadu!" Suara keras serdadu Kompeni membahana di ruangan kedai. "Ghufron juga pernah ikut pesantren Haji Washid!" Kembali suara keras pimpinan rombongan Kompeni itu. 

Bayu mulai berfikir pasti ada hubungan antara Ki Ulon dengan Gurunya di Padepokan Bayusuci, Kiyai Furqon. Ya Bayu pernah mendengar cerita dari Sang Guru bahwa di Cilegon ada ulama yang sangat berilmu tinggi yaitu Kiyai Haji Washid. Bahkan gurunya berpesan agar Bayu menyempatkan bersiraturahim kepada Kiyai Washid di Pesantrennya.

Beliau adalah Tokoh paling berpengaruh di Cilegon yang pernah belajar di Mekkah kepada Syekh Nawawi al-Bantani. Kiyai Washid yang kharismatik ini dihormati oleh rakyat Cilegon karena kepemimpiannya sangat mengayomi. 

Pesantrennya di Kampung Beji, Cilegon banyak dikunjungi mereka yang ingin menjadi murid Beliau. Tiga pokok ajaran yang disebarkan kepada muridnya adalah tentang Tauhid, Fiqh dan Tasawuf merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam.

Ilmu tersebut harus dipraktekan dalam setiap kegiatan sehari-hari. Kiyai Washid juga selalu menumbuhkan kecintaan Tanah Air kepada para murid-muridnya. Menjaga semangat dalam berjuang melawan penjajah pemerintah kolonial Belanda.

Ki Ulon atau Kiyai Ghufron lari dari penjara Cilegon dan ada kaitannya dengan Kiyai Washid yang selama ini memang selalu diawasi Belanda dalam segala kegiatan ulama kharismatik ini.

Bayu akhirnya baru teringat bahwa Gurunya pernah bercerita tentang sahabatnya sesama mantan Laskar Pangeran Diponegoro yang bernama Kiyai Ghufron. Apakah yang dimaksudnya adalah Ki Ulon?

Bayu saat berbincang dengan Ki Ulon waktu itu terkesan dengan Kakek itu kelihatan sangat kenal sekali dengan Sang Guru, Kiyai Furqon. Apalagi Ki Ulon bisa menebak setiap gerakan silat Bayu dan merasakan aura Cirebon dan Mataram.

Ki Damar masih sibuk melayani pembicaraan Opsir Belanda itu. Dengan postur tubuh tinggi besar dengan kumis tebal dan suara lantang jelas terlihat dominasi pembicaraan mereka. Ki Damar terlihat terdesak tidak berdaya hanya mampu mengangguk dan mengangguk sambil jongkok.

Kemudian terdengar Ki Damar menggunakan bahasa Belanda seperti menjelaskan sesuatu kepada Opsir Kompeni tersebut. 

Bayu melihat rombongan serdadu itu akhirnya meninggalkan kedai Ki Damar. Mereka memacu kuda menuju arah Selatan. Mungkinkah Ki Damar memberitahukan keberadaan Kiyai Ghufron?

"Mereka pergi kemana Ki?" Tanya Bayu.

"Ujung Kulon!" Jawab Ki Damar. Entah kenapa mendengar Ujung Kulon tetiba Bayu teringat Ki Ulon. Jangan-jangan mereka mengejar Ki Ulon yang memang berasal dari Ujun Kulon.

Nama Ki Ulon sendiri sebenarnya julukan "Aki dari Ujung Kulon" yang sangat dikenal di kawasan itu. Sekarang Bayu sudah sedikit menyingkap rahasia hubungan Ki Ulon alias Kiyai Ghufron dengan Gurunya.

"Maaf nak Bayu. Tadi terpaksa saya menunjuk arah padepokan Ki Ulon karena diancam dibunuh. Ki Ulon itu orang yang sangat dicari karena juga pernah membunuh seorang Perwira di Batavia." Penjelasan Ki Damar yang sebenarnya tidak diminta oleh Bayu.

Bayu kembali berfikir jangan-jangan Ki Damar kenal juga dengan Kiyai Furqon, gurunya di padepokan Bayusuci, Anyer Kidul.

"Apakah Aki kenal dengan Kiyai Furqon?"

"Iya nak. Beliau teman karibnya Ki Ulon ketika mereka muda berjuang bersama Pangeran Diponegoro."

Bayu Gandana hanya terdiam mendengar penjelasan Ki Damar. Pemuda ini mulai berfikir tentang Ki Ulon yang seakan memendam sesuatu terhadap Gurunya. Itu kesan Bayu ketika mereka bertemu di kedai ini.

Ki Ulon atau Kiyai Ghufron sudah jelas buronan Belanda. Apakah Kiyai Furqon juga seorang buron yang selama ini dicari Belanda karena mereka saling bersahabat? Bayu belum menemukan rahasia ini. 

Salam @hensa17.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun