"Hensa selamat tinggal jaga diri baik-baik. Terima kasih kedatanganmu telah membuatku kembali bersemangat. Terima kasih Hensa. Assalaamu'alaikum!"
Suara Aini perlahan sekali dan bibirnya bergetar menahan tangis dengan tatapan mata kesedihan. Kembali mata indah itu harus dibasahi air mata. Â
"Aini! Aku, aku, aku akan merindukanmu. Selamat jalan," kataku perlahan hamper tak terdengar.
Mendengar kata-kata itu kulihat Aini tersenyum penuh arti lalu dia melepaskan pegangan tangannya. Aku hanya terpaku kaku tak bergeming lalu Aini membalikkan tubuhnya bergegas menuju pesawat. Gadis yang kucinta ini, bergegas menuju Gate keberangkatan penerbangan Brisbane. Â
Kulihat dari jauh Aini berbalik sambil melambai-lambaikan tangannya kemudian berlalu memunggungiku. Aku hanya bisa memandangnya dengan tatapan kosong.
"Aini Aini aku mencintaimu," suaraku perlahan seperti berbisik.
Akhirnya keluar juga kata-kata itu tapi gadis itu kini sudah tidak berada di sisiku lagi. Pesawat terbang itu telah membawanya pergi jauh menembus awan sementara aku masih termangu memunguti rindu-rinduku dan cinta yang berserakan di lantai Bandara Soetta. Â Â
Sebuah kata cinta sudah terucap namun hanya Allah yang tahu maka biarkanlah aku mencurahkan isi hatiku padaNya. Tiada tempat sebaik-baik tempat selain berada disisi kedamaianNya.
Aku masih sempat menatap Airbus A 330 itu lepas landas. Di dalamnya ada Aini Mardiyah membawa seluruh cintaku seluruh rinduku. Entah harus berapa lama aku bisa mendapatkan kembali cintaku yang hilang.
Ya Allah, aku pernah berkata bahwa,
semua cinta dan segala cinta,
adalah milikMu bukan milikku,
bukan milik siapa-siapa,
maka aku sangat takut berdosa,
jika aku mencintainya,
bukan karena aku mencintaiMu,
aku tanam budi dihatinya,
tidak kukotori dengan pamrih,
biarkan tetap putih,
hingga akhir nanti.Â
Ya Allah, cinta adalah rahasia besar milikMu,
berilah aku kekuatan untuk memahaminya,
aku mohon perlindungan hati ini,
dari kejahatan diriku sendiri,
aku bersimpuh bersimbah peluh,
aku berdoa tengadah,
beriring gundah, bergenggam resah.
Aku berlutut berpangku takut.
Aku berjalan tertatih dan terjatuh,
hanya untuk menggapai cintaMu.
Bandung 13 Agustus 2019Â