Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Persib Bandung dengan Pola Pragmatis Mourinho

21 Mei 2017   08:40 Diperbarui: 22 Mei 2017   10:57 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ANTARA-Novrian Arbi

Persib Bandung dengan Pola Pragmatisnya Mourinho

Liga 1 2017 adalah kompetisi resmi dari Federasi Sepakbola Indonesia yang diakui oleh FIFA. Minggu ini sudah memasuki pekan ke 7, itu artinya klub-klub peserta sudah dan akan menyelesaikan 7 pertandingan. Salah satu klub yang berpeluang menjuarai Liga 1 adalah Persib Bandung.

Klub yang berdiri 14 Maret 1923 ini secara materi yang dimiliki skuat Persib memiliki kualitas yang mumpuni pada setiap posisi. Pemain muda bertalenta Febri Haryadi, Gian Zola dan Hen Hen yang selalu menjadi starting eleven. Sederet pemain senior mantan skuat Timnas seperti Atep,Tonny Sucipto, Supardi Nasir, Sergio Van Dijk, Tantan, Ahmad Jufrianto, I Made Wirawan, Haryono, Raphel Maitimo, Kim Kurniawan, Dedi Kusnandar. Pemain asing yang berkualitas seperti Essien, Cole, Vujovic dan Matsunaga. Lengkap sudah klub ini memiliki skuat yang menjanjikan untuk setiap posisi.

Seharusnya dengan sederet pemain-pemain unggulan tersebut Persib layak memimpin klasemen sementara di tempat teratas. Namun faktanya masih berada pada posisi kedua di bawah PSM Makasar. Persib mengumpulkan 13 poin dari 7 pertandingan yaitu 4 kali seri dan 3 kali menang.

Filosofi Sepakbola Persib

Sebenarnya melihat hasil ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena Persib masih menjadi klub yang belum pernah kalah dari 7 pertandingan yang telah dilakukan. Namun jika melihat performa Persib pada laga-laga tersebut ada terlihat satu hal yang perlu disimak lebih jauh dan boleh jadi inilah kunci mengapa Persib belum bermain secara optimal. Hal tersebut adalah filosofi Djajang Nurjaman (Djanur)  yang berubah dari filosofi menyerang menjadi pragmatis.

Seorang Yusuf Bachtiar, salah satu mantan Bintang Persib pernah berkomentar dalam sebuah media bahwa ciri khas Persib sudah hilang yaitu bermain menyerang dengan operan-operan pendek dan pergerakan cantik para pemainnya. Sementara itu Sang Pelatih, Djanur sendiri sudah bertekad dan mengatakan keterusterangannya bahwa bagi Persib yang penting memenangkan pertandingan tidak perlu apakah harus bermain cantik atau tidak.

Sikap pragmatis Djanur ini bisa kita lihat saat Persib ditahan 2-2 oleh Pusamania Borneo FC pada Sabtu 20 Mei 2017 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

Pada laga tersebut Borneo FC unggul lebih dulu pada menit ke-17 lewat tendangan Riswan Yusman namun Gian Zola membalas empat menit kemudian. Pada menit ke-28 Vladimir Vujovic membawa Persib unggul lewat sontekannya di mulut gawang hasil tendangan tumit dari Sergio. Skor 2-1 bertahan sampai turun minum.

Pada babak kedua sebenarnya Persib bisa unggul 3-1 jika tendangan penalti Essien pada menit ke-70 masuk namun ternyata tendangan itu melambung tinggi di atas mistar. Pada saat Persib di ambang kemenangan, Persib malah kecolongan pada menit ke 89 oleh gol balasan Pesut Etam lewat Mathieus Henrique.

Permainan Persib setelah unggul malam itu harus menjadi catatan karena mereka bermain hanya sekedar ingin mengamankan skor 2-1. Faktor kehilangan fokus bermain adalah salah satu sebab terjadinya gol pada menit menit akhir tersebut. Filosofi pragmatis Djanur benar-benar diterapkan oleh para pemainnya.

Sebenarnya Persib bermain saja seperti pada babak pertama dengan pola normal menyerang. Materi pemain Persib cukup mumpuni untuk itu. Dengan pola menyerang normal tanpa memperhatikan sedang unggul atau tidak maka hal ini cukup efektif untuk mempertahankan kemenangan.

Djanurpun mengomentari tendangan penalti Essien yang gagal. Katanya tendangan penalti seharus menjadi tugas Vujovic. Statement Djanur ini seolah menyalahkan kegagalan penalti Essien dan ini sangat membahayakan kebersamaan para pemain. Tidak seharusnya Djanur berkata seperti itu kepada wartawan karena siapapun bisa gagal dalam menendang penalti. Jika benar itu adalah tugas Vujovic bicarakan dan tegurlah Essien secara intern.

Sudah 7 pertandingan dilakukan Persib. Pola pragmatis yang diterapkan menghasilkan 13 poin pada klasemen sementara. Kejadian serupa terjadi pula saat bermain tandang melawan PS TNI. Unggul 2-0 dan berhasil disamakan menjadi 2-2 oleh PS TNI. Paling tidak pola ini ketika bermain di Stadion GBLA menghasilkan 2 kali seri melawan Arema dan Borneo FC dan 2  kali menang dengan Persipura dan Sriwijaya FC. Padahal target logis bermain kandang adalah menang. Satu kali menang saat bertandang ke Gresik dan dua kali seri melawan PS TNI di Bogor dan Semen Padang FC di Tanah Minang.

Harus menjadi catatan untuk Tim Pelatih Persib terutama saat bermain di kandang, kembalikan Persib dengan pola bermain alaminya. Persib dengan materi pemain seperti ini layak menang jika Tim Pelatih bisa mengoptimalkan kemampuan pemain-pemainnya.

Punten Kang Djanur ini mah hanya sekedar uneg-uneg saja.

#hensa2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun