Sebenarnya Persib bermain saja seperti pada babak pertama dengan pola normal menyerang. Materi pemain Persib cukup mumpuni untuk itu. Dengan pola menyerang normal tanpa memperhatikan sedang unggul atau tidak maka hal ini cukup efektif untuk mempertahankan kemenangan.
Djanurpun mengomentari tendangan penalti Essien yang gagal. Katanya tendangan penalti seharus menjadi tugas Vujovic. Statement Djanur ini seolah menyalahkan kegagalan penalti Essien dan ini sangat membahayakan kebersamaan para pemain. Tidak seharusnya Djanur berkata seperti itu kepada wartawan karena siapapun bisa gagal dalam menendang penalti. Jika benar itu adalah tugas Vujovic bicarakan dan tegurlah Essien secara intern.
Sudah 7 pertandingan dilakukan Persib. Pola pragmatis yang diterapkan menghasilkan 13 poin pada klasemen sementara. Kejadian serupa terjadi pula saat bermain tandang melawan PS TNI. Unggul 2-0 dan berhasil disamakan menjadi 2-2 oleh PS TNI. Paling tidak pola ini ketika bermain di Stadion GBLA menghasilkan 2 kali seri melawan Arema dan Borneo FC dan 2 Â kali menang dengan Persipura dan Sriwijaya FC. Padahal target logis bermain kandang adalah menang. Satu kali menang saat bertandang ke Gresik dan dua kali seri melawan PS TNI di Bogor dan Semen Padang FC di Tanah Minang.
Harus menjadi catatan untuk Tim Pelatih Persib terutama saat bermain di kandang, kembalikan Persib dengan pola bermain alaminya. Persib dengan materi pemain seperti ini layak menang jika Tim Pelatih bisa mengoptimalkan kemampuan pemain-pemainnya.
Punten Kang Djanur ini mah hanya sekedar uneg-uneg saja.
#hensa2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H