Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tiki-Taka Luis Milla di Laga Perdana Timnas U-22

22 Maret 2017   13:58 Diperbarui: 22 Maret 2017   22:00 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘Tiki Taka’ Luis Milla di Stadion Pakansari Cibinong Bogor

Luis Milla sebagai pelatih timnas Indonesia, melakukan debutnya di Stadion Pakansari, Cibinong Bogor pada Selasa 21 Maret 2017. Saat itu Timnas Indonesia yang menurunkan skuat U-22, ditantang oleh Myanmar yang merupakan skuat campuran pemain U-23 dan senior.

Laga ini sudah sangat ditunggu oleh fans Timnas. Tentu sangat wajar mengingat saat ini Timnas sedang ditukangi Luis Milla pelatih sepakbola asal Spanyol yang pernah bermain di Barcelona, Real Madrid dan Valencia.

"Indonesia punya pelatih berpengalaman. Luis Milla bakal memberi warna baru. Dia pelatih kelas dunia dan itu bagus untuk timnas Indonesia," komentar  Gerd Zeise, pelatih Myanmar asal Jerman.

Benar apa kata Geise, Luis Milla bukan pelatih sembarangan karena saat mejadi pemain sudah banyak menimba pengalaman. Milla adalah pemain penting di klubnya. Bukan sekadar penghangat bangku cadangan. Di Real Madrid, 165 pertandingan La Liga ditorehkannya dalam tujuh musim. Di Valencia 79 pertandingan La Liga dalam empat musim. Sedangkan di Barcelona yang sudah ia bela sejak 16 tahun, 94 pertandingan termasuk 40 laga bersama Barcelona B.

Mana ‘Tiki Taka’ Luis Milla?

Ciri khas permainan Barca dan Timnas Spanyol yang banyak diharapkan oleh pecinta Timnas nyaris tidak terlihat. Formasi 4-2-3-1 yang diterapkan pada awal-awal babak pertama sebenarnya sangat merepotkan pertahanan Myanmar.  

Umpan-umpan pendek merapat masih secara intensip dilakukan oleh para gelandang timnas, Hargianto, Gian Zola dan Hanif Syahbandi. Demikian pula Febri Hariyadi di sayap kanan dan  Saddil Ramdani di sayap kiri berkali-kali menembus pertahanan Myanmar. Paling tidak ada 3 peluang Febri harusnya membuahkan gol namun akhirnya umpan matang Saddil dari sayap kiri dimanfaatkan oleh Hardianto menjadi satu-satunya gol bagi Timnas U-22.

Pada babak kedua performa Timnas mengalami penurunan. Serangan yang dibangun lebih banyak memanfaatkan sisi sayap, dengan pemain dengan kecepatan di atas rata-rata seperti Febri Haryadi dan Saddil Ramdani, akhirnya bisa diantisipasi pemain Myanmar, hingga serangan Indonesia menjadi kurang tajam. Lebih lebih lagi aliran bola terlalu fokus ke arah Evan Dimas sehingga gelandang Myanmar mudah menebak arah bola. Banyak passing yang tidak akurat. Lini belakang kurang mulus melakukan transisi setelah penyerangan gagal, mereka terlambat kembali ke posnya.

Ada yang menarik ketika selesai laga itu Luis Milla menjelaskan kepada para pewarta dalam sesi wawancara, "Kami sudah mencoba bermain umpan pendek, namun ada situasi yang menghalangi kami bermain pendek karena lawan tidak memberi celah untuk kami melakukan itu. Jika kami paksakan bermain pendek, kami akan kena serangan balik. Itu sangat bahaya untuk kami. Jadi pemain memutuskan untuk bermain umpan panjang untuk mencari serangan."

Penjelasan Milla ini membuktikan bahwa para pemain benar-benar belum memahami secara benar prinsip bermain model ‘tiki taka’ dengan umpan-umpan pendek merapat.

Terbukti mereka tidak bisa mengembangkan permainan seperti babak pertama ketika pemain lawan berhasil merapatkan penjagaan daerah kekuasaannya. Pemain-pemain muda kita belum mampu memainkan umpan-umpan pendek dalam tekanan lawan.

Alhasil pemain Timnas kembali ke model klasik umpan-umpan panjang yang tidak efektif. Strategi ini justru sangat menyulitkan Ezra Walian yang sebenarnya sudah bermain cukup baik dengan dua peluang yang sebenarnya bisa membuahkan gol.

Sudah kita ketahui bahwa dalam friendly games tersebut Timnas Indonesia harus menelan kekalahan dari Myanmar dengan skor 1-3. Unggul lebih dulu pada menit ke-24, saat Nur Hardianto berhasil menyambar umpan tarik dari Saddil Ramdani. Namun hanya 10 menit kemudian Myanmar berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-34, melalui Mg Mg Lwin sehingga membuat skor imbang 1-1.

Gol penentu Myanmar lahir lewat titik penalty karena pelanggaran Bagas Adi  yang menarik Kyaw Ko Kok di kotak terlarang sehingga membuat wasit Clifford Daypuyat tidak punya pilihan lain kecuali menjatuhkan penalti untuk timnas. Algojo Myanmar, Kyaw Ko Kok tanpa kesulitan berhasil membobol gawang Indonesia sehingga skor 2-1. Myanmar kembali menambah keunggulan melalui Si Thu Aung pada menit akhir sehingga skor menjadi 3-1 dan bertahan hingga wasit asal Filipina membunyikan peluit panjang.

Debut Milla sebagai Pelatih Tim Nasional.

Karirnya sebagai pelatih, Luis Milla melakukan debutnya bersama Timnas  Spanyol U-19 pada 10 Februari 2009. Ketika itu pelatih 51 tahun itu menjalani pertandingan pertamanya melawan Inggris di markas klub Bournemouth, Stadion Vitaly. Spanyol U-19 asuhan Milla yang ketika itu diperkuat mantan pemain Real Madrid, Asier Illarramendi, meraih kemenangan 3-0 lewat gol Iago Falque, Jordi Pablo, dan Raul Ruiz. Inggris U-19 saat itu diperkuat pemain seperti Danny Drinkwater, Jack Wilshere, dan Jack Rodwell.

Pertandingan itu merupakan kenangan indah debut internasional Milla sebagai pelatih. Sebelumnya, Milla menangani tim amatir Spanyol, Pucol, dan menjadi asisten Michael Laudrup di Getafe.

Memang akhirnya debut bersama Timnas sangat mengecewakan Luis Mila atas kekalahan tim asuhannya melawan Myanmar. Milla mengaku sudah mengajarkan segalanya kepada para pemain di saat latihan timnas. Oleh karena itu, minimnya kreasi serangan harus ditanyakan kepada pemain yang menjalani pertandingan di lapangan. Pemain memang dituntut untuk mampu menerjemahkan instruksi pelatih saat di lapangan termasuk kreasi yang harus dilakukan.

Berbicara dalam jumpa pers usai pertandingan, pelatih Myanmar asal Jerman, Gerd Zeise berpendapat bahwa timnas Indonesia punya prospek cerah. Apalagi skuat yang diturunkan adalah Timnas Under-22. Gerd Zeise sangat respect dengan Timnas U-22 ini.

Timnas U-22 masih banyak waktu bersama Luis Milla. Biarlah mereka kembali berlatih dengan tekun dan penuh kesungguhan. Hasil uji coba melawan Myanmar sudah menjadi catatan penting bagi Tim Pelatih.

Bravo Timnas Indonesia.

#hensa22032017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun