Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[My Diary] Erika Cinta Monyetku

11 April 2016   08:45 Diperbarui: 12 Oktober 2016   07:42 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear Diary. Kadang aku bertanya dari manakah aku memulai untuk mendaki?. Menelusuri bukit bukit terjal, menginjaki kerikil-kerikil tajam, menyingkirkan semak-semak belukar. Hingga kini aku masih juga bertanya dari manakah aku memulai harus mendaki?.Jiwaku kini menjelma dan aku sudah tak dapat lagi membiarkan diriku dirundung mendung. Saatnya ceria karena dunia ini indah. Erika adalah keindahan itu. Dear Diary. Andaikan dia tahu aku begitu mencintainya. Suatu hari aku akan mengatakan cintaku kepadanya.Ya suatu hari aku harus berani.  

*****

Malam ini aku benar-benar merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Buku Harianku tidak aku temukan dalam tas sekolahku. Aku mencoba mengingat barangkali saja aku lupa menyimpan. Semua laci meja, kolong tempat tidur, bawah bantal, lemari pakaian sampai rak buku sudah aku periksa. Tidak kutemukan. Dimanakah?  Buku Harian hadiah ulang tahun dari Erika itu benar-benar hilang entah kemana.  

Pagi yang cerah seiring langkahku menuju Sekolah penuh dengan ceria karena aku tahu di sana akan ada senyum manis Erika menungguku di depan pintu kelasnya. Aku berjalan memasuki gerbang. Tiba-tiba terdengar ada suara memanggilku. Aku melihat Erika berlari menghampiriku.

“Selamat pagi Hensa!” sapa gadis cantik ini sambil tersenyum.  

“Selamat pagi juga Rika” kataku masih merasakan begitu indah sapa dan senyumnya.

“Hen, maaf ini Buku Harianmu. Kemarin terjatuh saat kamu mengantarku pulang sekolah itu” kata Erika sambil kembali tersenyum penuh arti.

“Hah...!” aku terperangah sambil memegang buku harian itu. Rasanya wajahku pucat pasi karena rasa malu. Sudah pasti Erika membaca kalimat demi kalimat dalam buku harian itu.

“Hensa aku sudah membaca semuanya dan aku juga sudah menuliskan pesan melalui Dear Diary mu itu. Nanti baca ya!” kata Erika masih tersenyum bahagia lalu meninggalkanku sendiri. Akupun segera bergegas menuju kelasku. Pada jam pertama pelajaran hari itu aku sudah tidak bisa konsentrasi karena bolak balik membaca sebuah kalimat yang ditulis Erika di Buku Harianku yang membuat rasa bahagia tiada tara.

Dear Diary

Tolong sampaikan pesanku untuk Hensa. Aku juga sudah lama mencintainya sejak SMP dulu. Rinduku selalu untuknya. @Erika Amelia Mawardini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun