Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[My Diary] Erika Cinta Monyetku

11 April 2016   08:45 Diperbarui: 12 Oktober 2016   07:42 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Hai Hensa!” suara Erika menyapaku yang sedari tadi sudah menunggu di Taman itu.

“Hai Rika” kataku. Gadis cantik ini dengan seragam putih abu-abu memiliki wajah yang teduh, senyum yang ramah. Tutur katanya tertata dengan bijak. Aku menyukai matanya yang tajam dan bening jika sedang tersenyum mata itupun ikut tersenyum. Cerdas, cantik dan ramah wah luar biasa. Siapa lelaki yang berhasil memiliki hatinya? Dialah yang paling bahagia dalam hidupnya.

“Hensa, kamu melamun ya?” suara Erika mengagetkanku.

“Oh enggak enggak eh iya ada apa nih Rika kita ketemuan di sini?” kataku gugup.

“Tidak ada apa-apa sih. Aku hanya ingin meluruskan kejadian malam Minggu kemarin. Wina sudah cerita!”

“Oh iya?”

“Hensa maafkan aku ya. Malam Minggu itu aku pergi sama Boy tapi percayalah Boy bukan pacarku” suara Erika menatapku sambil tersenyum. Aku hanya terpana terdiam.

“Rika sudahlah lupakan saja” kataku.

“Oh ya Hen. Pulang sekolah nanti boleh aku ikut gonceng motormu? Motorku masuk bengkel” pinta Erika. Aku menyanggupi permintaan gadis manis ini.

Dear Diary.

Hari ini adalah hari bahagia untukku. Betapa aku bertambah mencintanya. Andai kau tahu Erika. Sungguh wajah cantik itu ibarat telaga yang tenang pembawa tentram. Telaga itu begitu bening dan di tepiannya tumbuh pepohonan penyejuk rasa. Kadang kala burung burung terbang riang melintas di atasnya sementara angin semilir lewat di sisinya. Saat hari masih pagi maka telaga itu masih sunyi namun sebentar siang lihatlah akan banyak kumbang terbang menjelang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun