“Ya cerita kalau kamu bertemu saat Erika dan Boy bersama-sama”
Rabu 9 Maret
Dear Diary. Perhatikan hari ini seputih salju, butir-butirnya berkilau memenuhi rongga dada. Ada senyum seorang gadis yang mencoba mengartikan bahwa hidup ini indah namun anehbya aku tetap dalam diamku yang panjang kendati ada senyum manis menyapaku. Diary apakah harapanku kepadaku sudah kandas? Seraut wajah yang di dalamnya kujumpai ketentraman dan ketenangan. Seraut wajah dengan telaga damai yang sulit diselami. Apakah wajah itu wajah cantik Erika?
Kamis 10 Maret
Dear Diary. Sebuah senyum menggulir dari sebuah bibir yang nampak letih lewat saja di sampingku. Lalu diakhiri dengan sebuah sapa dari sebuah bibir yang nampak letih lewat saja di sampingku. Oh oh apa yang terjadi?. Aku melangkah sumbang mencoba sedikit sedikit menjauhi hal yang belum pasti. Kulempar senyum kepada setiap orang yang kupapasi di jalan. Senyum yang mengartikan bahwa hidup ini tetap indah walaupun ada gundah di hati.
Dear Dairy. Sepagi ini aku tersenyum melepaskan himpitan jerat yang menikam. Sepagi ini aku menemukan diriku diselimuti keraguan. Namun menjelang siang kutemukan kepastian tanpa lagi bertabur teka teki. Hari ini akhirnya aku berjalan melenggang menikmati senja di ambang remang. Selamat tinggal kegundahan.
Dear Diary. Kini akhirnya perasaanku seputih salju. Menimang segala cita dan keyakinan. Sesungguhnya Tuhan Maha Besar Maha Segala. Adakah yang telah kuperbuat sehingga Kau dekat denganku?. Tuhan aku merindukanMu. Kadang-kadang aku menjadi malu karena saat-saat seperti ini aku baru ingat kepadaMu.
Sabtu 12 Maret
Hari ini ada sesuatu yang tak mampu aku ucapkan. Ada sesuatu yang tak pernah aku duga. Ada sesuatu yang tak pernah aku mengerti. Ada sesuatu yang tak pernah aku temukan sebelumnya. Ya Dear Diary, Erika mengajakku bertemu di Taman Sekolah Timur pada jam istirahat pertama.