Mohon tunggu...
henry satyadi
henry satyadi Mohon Tunggu... -

I was born in a simple little family and educated nicely by my parents until i can reach this step in university majoring in architecture. I declare myself as a nationalist! little things that I've done was dedicated to my beloved God by my calling to this country, Indonesia. no matter how bad, how rude, how dangerous, even deadly, i can re-assure all of you, that Indonesia will always got my back ups. But, me myself will not disgrace any other country and saying Indonesia is the only best. I think each country got its own definition about it's people perspective in order to a nationalism. While me, will be saying my country, Indonesia is a land of wonders! I love peace, oh yes, i fight for that. I love friendship, i believe everyone should be together, at least paired! I love to share and affect people because i was grown by those lifelines, shared and affected. Just as if you like to be listened, listen. I love art. art is my passion in creating something as i learned to be creative. I love culture, especially Indonesian. To see the culture, for me is just like you travel through time without a wormhole. Understand it just like love. Apply it just like having a crystal clear picture for the future. I would be pleased to learn from life, while sometimes books will help me to reassure my own definitive theory about my life itself. And above all... I love my God, all the time, which He has defined me with a vision just as i am now and empowering me with wonders beyond wonders that i cant even imagine what would i be without it.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terror Disintegritas yang Siap Meledak

15 Januari 2010   02:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:27 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Sumber energy bom: kita sendiri.

4. Kabel penghubung: keinginan untuk menjadi lebih baik, namun tidak mau berusaha. Singkat kata, itu hanya ambisi yang merugikan orang lain dan kita. Bukan sebuah visi yang berdampak positif.

5. Pengaman-pengaman lain: paksaan dan hasutan orang orang sekeliling yang menyarankan ‘lebih cepat'.

6. Cara pengamanan: pilihlah untuk menjadi benar dalam hidup dan memilih kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan baik. Karena benar adalah absolut namun baik adalah relative. Jangan maruk dengan apa yang seharusnya bukan milik kita.

7. Introspeksilah ke dalam diri kita masing-masing, sudahkah saya berintegritas dalam hidup ini? Menjadi manusia Pancasila dan masyarakat madani seperti yang dicita-citakan? Mari kembali kepada konsepsi awal sebuah kehidupan Pancasila, yang menjunjung tinggi Ketuhanan, menjadi adil dan beradab, bersatu, memiliki hikmat dan kebijakan dengan bergaul, dan berkeadilan secara benar.

Posting yang sangat sederhana sebenarnya, namun apabila ada kalimat kalimat yang membingungkan, saya rasa Anda memiliki hikmat dalam menginterpretasikan tulisan saya dan berharap dapat menjadi sesuatu yang menggugah kita untuk menjadi lebih baik menjadi seorang anak Indonesia yang berbakti kepada Ibunya.

Suka tak suka pilihan anda, setuju tak setuju itu hak anda.

Saya hanya menjadi duta, harapan saya Indonesia Berjaya!

Written 15th Jan 2010

referensi: http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun