3. Sumber energy bom: kita sendiri.
4. Kabel penghubung: keinginan untuk menjadi lebih baik, namun tidak mau berusaha. Singkat kata, itu hanya ambisi yang merugikan orang lain dan kita. Bukan sebuah visi yang berdampak positif.
5. Pengaman-pengaman lain: paksaan dan hasutan orang orang sekeliling yang menyarankan ‘lebih cepat'.
6. Cara pengamanan: pilihlah untuk menjadi benar dalam hidup dan memilih kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan baik. Karena benar adalah absolut namun baik adalah relative. Jangan maruk dengan apa yang seharusnya bukan milik kita.
7. Introspeksilah ke dalam diri kita masing-masing, sudahkah saya berintegritas dalam hidup ini? Menjadi manusia Pancasila dan masyarakat madani seperti yang dicita-citakan? Mari kembali kepada konsepsi awal sebuah kehidupan Pancasila, yang menjunjung tinggi Ketuhanan, menjadi adil dan beradab, bersatu, memiliki hikmat dan kebijakan dengan bergaul, dan berkeadilan secara benar.
Posting yang sangat sederhana sebenarnya, namun apabila ada kalimat kalimat yang membingungkan, saya rasa Anda memiliki hikmat dalam menginterpretasikan tulisan saya dan berharap dapat menjadi sesuatu yang menggugah kita untuk menjadi lebih baik menjadi seorang anak Indonesia yang berbakti kepada Ibunya.
Suka tak suka pilihan anda, setuju tak setuju itu hak anda.
Saya hanya menjadi duta, harapan saya Indonesia Berjaya!
Written 15th Jan 2010
referensi: http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H