Mohon tunggu...
Henri Satria Anugrah
Henri Satria Anugrah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Konten Pengembangan Diri

Membacakan hasil tulisan di channel Youtube bernama Argentum (https://www.youtube.com/c/Argentum-ID/)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Cara Memaksimalkan Fungsi Otak untuk Berpikir?

1 Oktober 2019   18:08 Diperbarui: 1 Oktober 2019   18:07 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpikir merupakan aktivitas yang setiap detik dilakukan oleh manusia. Dengan berpikir, manusia bisa mengetahui dan menjelaskan berbagai fenomena di alam semesta (dan menemukan tanda-tanda kebesaran Tuhan, bagi yang meyakini).

Berpikir juga merupakan aktivitas yang membedakan manusia dengan hewan. Oleh karena itu, sebagai manusia, kita harus mengoptimalkan performansi berpikir agar dapat meraih potensi maksimal sebagai manusia.

Otak merupakan organ tubuh yang paling bertanggung jawab dalam menentukan performansi berpikir manusia. Untuk dapat berpikir optimal, otak harus mendapatkan "makanan" (gizi) secara fisiologis sebagai "bahan bakar" yang digunakan untuk berpikir. Tanpa fungsi otak yang baik, mustahil manusia dapat berpikir, apalagi untuk berpikir kritis.

Ada dua aktivitas yang pasti dilakukan setiap hari untuk memaksimalkan fungsi otak, yaitu makan dan tidur. Memang, aktivitas ini sangatlah simpel dan pasti sudah dipahami oleh semua orang. Akan tetapi, makan dan tidur yang akan dijelaskan oleh artikel ini tidaklah sesimpel itu.

Paparan di bawah ini akan membuat fungsi otak kamu menjadi lebih optimal, sehingga performansi kognitifmu dapat berfungsi secara optimal pula (tentu, jika kamu ingin mempelajari dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari).

Makan
Untuk memaksimalkan performansi berpikir, ada dua zat yang diperlukan oleh otak yaitu karbohidrat dan protein.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dua zat ini sangat memengaruhi performansi berpikir seseorang. Apabila kekurangan dua zat ini, maka performansi berpikir seseorang akan menjadi lebih lemah, bahkan cenderung lebih emosional[1]. Oleh karena itu, orang yang sedang diet biasanya lebih mudah tersinggung (Jadi, "hati-hati" ya kepada orang yang sedang diet!)

Penelitian lain dengan metode eksperimen membuktikan bahwa makan dapat memengaruhi konsentrasi dan memori. Penelitian itu membagi subjek dalam dua kelompok, yaitu orang yang sudah makan dan belum makan.

Hasilnya, orang yang belum makan memiliki tingkat konsentrasi (skor 4) dan memori (skor 4) yang lebih rendah daripada yang sudah makan. Orang yang sudah makan memiliki tingkat konsentrasi dengan skor 7 dan tingkat memori dengan skor 5[2].

Tentu, memori dan konsentrasi juga merupakan dua aspek yang menentukan hasil pemikiran seseorang. Oleh karena itu, makanlah secara teratur untuk otakmu! Tidak hanya untuk perutmu.

Tidur
Tidur juga berpengaruh dalam performansi kognitif seseorang. Sebuah penelitian eksperimen membuktikan bahwa orang yang cukup tidur (6 - 8 jam per hari) memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi (skor 39) daripada orang yang kurang tidur (<4 jam per hari; skor 25)[3].

Dari penelitian ini, kita bisa belajar bahwa setidaknya, tidurlah selama 6 jam per hari! Jangan terlalu sering begadang yang memangkas waktu tidurmu, kecuali jika ada keperluan yang sangat penting.

Jadi bagaimana? Apakah kamu menjadi lebih ngeh (sadar) bahwa makan dan tidur sangat penting untuk mengoptimalisasi fungsimu sebagai manusia?

Memang, isi dari artikel ini sangatlah klasik. Makan 3 kali per hari dan tidur 6-8 jam per hari pasti sudah pernah kamu dengar dari seluruh ahli kesehatan di dunia.

Akan tetapi, yang ingin penulis tekankan ialah dampak psikologis dari makan dan tidur, khususnya dalam performansi berpikir. Oleh karena itu, aturlah pola hidupmu untuk makan dan tidur secara teratur, sesuai dengan standar kesehatan yang ada.

Daftar Pustaka

[1]Fischer, K., Colombani, P. C., Langhans, W., & Wenk, C. (2002). Carbohydrate to protein ratio in food and cognitive performance in the morning. Physiology & behavior, 75(3), 411-423. 

[2]Mahoney, C. R., Taylor, H. A., Kanarek, R. B., & Samuel, P. (2005). Effect of breakfast composition on cognitive processes in elementary school children. Physiology & Behavior, 85(5), 635--645. 

[3]Pilcher, J. J., & Walters, A. S. (1997). How Sleep Deprivation Affects Psychological Variables Related to College Students' Cognitive Performance. Journal of American College Health, 46(3), 121--126. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun