Mohon tunggu...
Henrikus Wawan Kurniawan
Henrikus Wawan Kurniawan Mohon Tunggu... Guru -

Berbagi wawasan untuk negeri tercinta Indonesia Raya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pendidikan yang “Memerdekakan” dan “Membangkitkan”

16 Juni 2015   00:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ironis sekali ketika esensi pendidikan yang memerdekakan manusia,  akan tetapi masih kita temukan  banyak guru yang dalam  melaksanakan kegiatan belajar mengajar hanya  mengandalkan LKS. Oleh karenanya persoalan ini harus di selesaikan dengan baik oleh pemerintah.  Dalam dinamika politik peningkatan kualitas/mutu pendidik saat ini dan ke depannya haruslah difokuskan kepada pendidik-pendidik muda.

Kemudian guru atau pendidik-pendidik muda itu status keguruannya di kukuhkan, setelahnya pendidik-pendidik muda itu di berikan pelatihan studi yang dapat meng upgrade pengetahuan dan pemikirannya.  Namun, tidak sekadar itu pelatihan-studi yang di jalani pendidik tersebut harus di implementasikan dengan baik kedalam proses pembelajaran.

Seperti dalam proses pembelajaran, cara penyampaian atau kondisi pembelajaran di ruangan guru harus mengubah iklim/kondisi pembelajaran yang inspiratif dan menyenangkan,dan  tidak membosankan. Pendidikan yang inspiratif dan menyenangkan tersebut akan membawa peserta didik tidak hanya membawa pada kesuksesan kognitif akan tetapi afektif dan psikomotorik. 

 

DAFTAR PUSTAKA :

 

Baron, Robert A.,& Byrne, Donn. 2009. Psikologi Sosial jilid 1. Penerbit Airlangga : Jakarta.

Barker Chris. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta. Kreasi Wacana. 2005.

Djohan Effendi. Pergolakan Pemikiran Islam: Catatn Harian Ahmad Wahib. Jakarta.           LP3ES. 2003

Pramoedya Ananta Toer. Jejak Langkah. Yogyakarta. Lentera Dipantara. 2007.

Pidato D.N Aidit dalam Konferensi Nasional Sastra dan Seni di Jakarta, 2 September 1964.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun