Mohon tunggu...
Henrikus Wawan Kurniawan
Henrikus Wawan Kurniawan Mohon Tunggu... Guru -

Berbagi wawasan untuk negeri tercinta Indonesia Raya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pendidikan yang “Memerdekakan” dan “Membangkitkan”

16 Juni 2015   00:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:02 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenomena Moralitas Peserta Didik

Sebuah pendidikan baik pendidikan informal, Non Formal ataupun formal sekalipun pasti mempunyai persoalan yang sangat serius. Persoalan yang sangat serius di negeri ini yakni terjadinya kemerosotan atau degradasi moral. Persoalan moralitas di zaman yang serba modern ini diperlukan dukungan dari berbagai kalangan masyarakat dan pemerintah agar program-program yang menyangkut pengembangan/perbaikan moralitas yang digalakan dan dijalankan berjalan  secara serius dan efektif.

Program internalisasi nilai-nilai karakter yang sudah di jalankan sejak dahulu kala belum mendapat hasil yang positif. Pengawasan dan Penerapan kian terasa mandul  ketika masih saja banyak di temui fenomena-fenomena Imoriil. Padahal dalam hal ini yang mempunyai peran vital adalah guru.

Thomas Lickona Seorang Profesor Pendidikan dari Cortland University mengatakan sebuah peradaban akan mengalami kemunduran jikalau generasi mudanya mengalami kemerosotan moral/demoralisasi hingga penurunan moral yang sangat signifikan. Penurunan moral yang sangat signifikan itu seperti Fenomena Free Sex, Penggunaan obat narkoba ataupun pembunuhan. Gejala seperti itu sudah banyak terjadi di negara kita, jikalau di biarkan akan mendarah daging dan akhirnya merusak moralitas bangsa ini. Sebagai contoh, kasus korupsi yang semakin hari semakin banyak  yang menjadi tersangka dan bahkan terdakwa yang ditangan oleh KPK. Kasus tersebut memperlihatkan  mandulnya proses internalisasi disekolah dari pendidik kepada peserta didik.

Masa Depan Pendidikan di Indonesia

Dalam sebuah Pendidikan yang berkualitas hanya mungkin di capai dengan guru yang berkualitas pula. Disini Masa depan pendidikan tidak terlepas dari sinergisitas antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik.  Tidak hanya itu, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang baik juga akan membawa dampak yang baik pula terhadap masa depan peserta didik.

Dalam persoalan pendidikan  ini Penulis berpendapat, bahwa ada tiga persoalan besar mengenai Guru yang ada di sekitar kita, yang pertama yakni distribusi penempatan guru yang tidak merata, di satu tempat kelebihan di tempat lain kekurangan, kekurangan guru masih terjadi di daerah pedesaan bahkan perkotaan sekalipun. Persoalan seperti Ini seharusnya di bereskan oleh pemerintah secara cepat dan tanggap.

Yang  kedua, kualitas guru yang  tidak merata. Ketidak merataan ini masih banyak guru-guru sekolah yang gagap teknologi (gaptek) dan  kurangnya penguasaan materi dalam bidang keilmuannya.  Oleh sebab itu kita semua  harus mencurahkan perhatian total untuk memikirkan solusi bagi pengembangan potensi diri dan kemampuan mengajar. Bukan sekadar mendapatkan gelar  pasca sarjana melainkan soal guru yang matang dan terbuka Sehingga pemikirannya sangat luas dan komprehensif.

Yang Ketiga, kesejahteraan guru tak memadai, di dalam sertifikasi guru telah terjadi perbaikan kesejahteraan, akan tetapi ada konsekuensi seperti guru masih banyak di bingungkan terhadap sistem administrasinya/ kegagapan teknologi. Apalagi  Yang menjadi  persoalan guru honorer yang masih sering di perlakukan  secara tak  honor (terhormat).

Oleh karena Rendahnya Kualitas guru tersebut yang berperan  sebagai pendidik akan berdampak besar bagi masa depan  pendidikan di Indonesia. Dampak salah satunya berimbas  pada peserta didik. Program-program untuk meningkatkan kualitas guru seperti sertifikasi guru seharusnya tidak saja memberikan kesejahteraan bagi guru akan tetapi benar-benar bisa meningkatkan mutu guru serta menerjemahkan arti dan makna filosofi pendidikan.

Dahulu Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa Esensi Pendidikan adalah Upaya untuk ‘memerdekakan’ Lahiriah dan Batiniah Manusia”. Memerdekakan disini berarti memanusiakan  manusia agar lebih bermartabat dengan tingkat ke ilmuan, dan karakter yang lebih baik serta membebaskan diri dari kemiskinan dan kebodohan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun