Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Beradu Nasib

5 Desember 2024   08:20 Diperbarui: 9 Desember 2024   16:02 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kesalahan...?"

"Ya. Betul sekali. Saus fermentasi anggur itu yang mengubah tembakau menjadi rasa tuak. Dan ditambah perpaduan saus cengkeh dengan kualitas terbaik menghasilkan aroma rokok menjadi sangat kuat."

"Tapi... aku tak menulisnya!"

"Justru kau yang mengawali itu."

"Berangkatlah, kawan." Ujar Harun bergegas bangkit dan beranjak pulang.

"Ikutlah bersamaku!!!" teriak Ujay.

"Desa ini memberiku banyak kenangan." Balas Harun melempar senyum.

Hari itu, setelah pertemuan itu, hujan turun sangat lebat. Tak berselang lama sebuah sedan mewah berjalan pelan kemudian berhenti sebentar. Kaca hitam belakang turun sangat pelan. Di bawah guyuran hujan Ujay menampakkan wajah, lalu melambaikan tangan. 

Pak Parjo dengan senyumnya yang ramah mengangkat dua jempol tangan. Begitu pula Harun turut serta melambaikan salam perpisahan.

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun