Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Beradu Nasib

5 Desember 2024   08:20 Diperbarui: 9 Desember 2024   16:02 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Ketika hujan sedang deras-derasnya. (Sumber: freepik.com via kompas.com)

"Sebentar!" ujarnya melanjutkan, "Yang ini!"

Ditunjuknya tembakau rasa anggur. Pak Parjo tampak ragu dengan apa yang diinginkan Ujay.

"Yakin!!!"

"Hmmm."

Sesaat, Harun datang dan mendekat.

"Tunggu!" sergahnya.

"Eh... Tahu apa kamu, Run!" timpal Ujay meremehkan.

Harun menyodorkan dua batang rokok racikannya. Ujay memilih yang berbaret Ungu. Sesaat ia memantik dan membakar, lalu dihisapnya dalam-dalam. Terdengar lirih, "Whuuuhhhh.' Kemudian, geleng-geleng. "Nikmatnya!!!" ujar Ujay dan Pak Parjo mengernyit.

"Run!!! Tolong. Kasih tahu resepmu."

Sesaat, tak berselang lama Harun memberi Ujay secarik kertas yang berisi resep dari dua batang rokok yang diraciknya tadi.

Tiga minggu berlalu, batang hidung Ujay belum juga tampak di warung Pak Parjo. Harun dan Pak Parjo serasa kehilangan sosok yang dianggap unik dan cenderung agak lain itu. Entah kenapa, sore itu, Pak Parjo berniat menutup warung lebih awal. Ada yang ingin diutarakan tentang sesuatu kepada Harun menyangkut masa depannya. Tak berselang lama kepala desa datang. Berniat membeli tembakau rasa anggur lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun