Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Menunggu Kedatangannya

13 Desember 2021   12:08 Diperbarui: 16 Desember 2021   19:48 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak lama terlihat Cikal keluar kamar. Bergegas dia menuju bibir pantai dengan berlinang air mata. Digenggamnya erat Baju koko dan mukena Abah dan Emaknya. Berteriaklah dia sejadi-jadinya, "Abaah, Emaak. Pulanglah, Cikal percaya Abah Emak pasti pulaaang".

Teriak demi teriak terus saja dia keluarkan. Tekadnya menjadi satu bulat kiranya alam mendengar suaranya. Angin bercampur bau garam masih terus menyapu wajah yang berlinang air mata. Semua menatapnya dari pintu belakang dengan rasa pilu tiada tara. Malam itu di pinggir bibir pantai tersisa Cikal menanti dan berharap agar Abah dan Emaknya pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun