Kekes mendekat dan menyampaikan pesan, bahwa ayahku memanggilmu. Tak lama mereka berdua bergegas menghadap Bajing.
Melihat kedatangan Bledug dan Kekes anaknya, Bajing beranjak dari tempat duduk kemudian bergegas menghampiri Bledug. Sambil membelai belalainya, Bajing berpesan untuk segera menyampaikan surat ini kepada Gajah ayahnya.
***
Dari arah timur tiba-tiba terdengar suara kresek-kresek, seekor Tupai datang dengan membawa kenari dan pisang. Membuat kaget binatang sekitar. Kampret geleng-geleng. Bledug dan Kekes tersenyum bahagia.
Bajing dengan sewot mendekati Tupai. Menyapanya, bagaimana bisa keadaan genting seperti ini masih memikirkan makanan.
Tupai membalas, apa yang dia bawa adalah untuk keponakannya Kekes dan Bledug. Tak lama kemudian Kekes dan Bledug mendekat, menghampiri paman Tupai. Menerima kenari dan pisang yang dibawa paman Tupai.
Setelah menerima pisang pemberian paman Tupai, Bleduh bergegas pamit pulang menyampaikan pesan surat dari Bajing untuk gajah ayahnya. Kekes pun turut serta menemani Bledug.
***
Kini tinggal mereka bertiga Kampret, Bajing dan Tupai. Tupai mulai bercerita keterlambatannya datang, karena saat perjalanan menuju barat dia menjumpai Rase anak dari Garangan. Tupai menyapa, bagaimana bisa Rase sendirian. Rase menjawab, bila ayahnya membutuhkan bala bantuan, keadaan ayah dan para gerilyawan wilayah timur sekarang dalam keadaan tak berdaya.
Mereka bersembunyi di balik batu, di lorong galian tanah, dan hanya mampu melawan jika pasukan Citah lengah.
Rase berusaha pergi ke arah selatan untuk menjumpai Kancil dan menyampaikan, betapa kami membutuhkan kehadirannya. Bertubi-tubi kami mendapatkan serangan. Populasi Domba dan Sapi terus berkurang. Kami melihat pembantaian di mana-mana.