"Kuputuskan, aku menerima apa yang sudah menjadi ketetapan. Biarlah aku di sini, berkarya di sini. Selain berkebun, berjualan, aku pun menemani anak-anak itu, melayani mereka (menunjuk anak-anak yang sedang bermain congklak), memberikan bacaan-bacaan di perpustakaan mini."
Begitulah kalimat yang kudengar, sebelum aku bertolak. Sejak saat itu, aku tak pernah lagi menyinggungnya untuk bertaruh nasib. Harapan sahabatku ini, sederhana. Semoga, dengan adanya perpustakaan mini. Anak-anak Dusun Penjalinan, Desa Jatisari, mengenal budaya membaca, menulis dan literasi. Harapan yang sederhana itu, adalah bagian dari cita-citanya selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H