Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suasana Pagi Setelah Pengusiran

14 Oktober 2021   07:25 Diperbarui: 14 Oktober 2021   08:19 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya sekali aku mengalami pengusiran selama menjadi mahasiswa di kota Malang. Terhitung sudah dua kali aku mengalaminya. Pertama, saat masih kos dekat Masjid. Kedua saat tinggal di Masjid sebagai delegasi dari UKM LDI. Itu pun pengusirannya terskenario rapi dengan disutradarai oleh Paijo, didukung aktor kawakan UKM LDI yang diperankan sangat ciamik oleh seorang yang bernama Mas Bagus.

Dan tak meninggalkan kesan luka di hati, akan tetapi, selalu teringat sepanjang masa. Masih jelas kuingat akting Mas Bagus seolah-olah lugu, yang kata orang-orang "Injih monggo, Injih dereaken sugeng tindak" terkesan memukau seperti artis jebolan Hollywood bila di lihat dari lubang sedotan es teh.

Wajah Paijo yang cungar-cungir nggak jelas tanpa ada rasa dosa sedikit pun kepadaku, seolah dalam hati berkata "kapan lagi bisa ngerjain kamu cak," prank yang membuatku bertekuk-lutut di hadapan Pak takmir Masjid, menunjuk diriku agar segera angkat koper seperti penyanyi yang gagal mendapatkan suara via 'reg_spasi_nama' ketika audisi.

Mas Bagus adalah orang pertama yang menyapaku ketika sudah tak ada lagi tempat untuk berkeluh kesah saat selesai ospek (baca catatan cerpen: Berawal dari Sini). Dia yang selalu menemaniku bila harus sendiri di UKM LDI saat malam hari. Maklum gedung UKM saat itu terkenal angker, agar tak merinding prematur lebih baik kubahas keangkerannya di catatan berikut, berikut, berikutnya lagi. 

Kamis pagi itu, setelah kejadian pengusiran, di kursi dekat Balkon sambil menikmati suasana pagi nan sejuk. Aku berbincang santai bersama Mas Bagus.

"Paijo kemana Mas, kok nggak kelihatan?" tanyaku

"Dia bilang mau ke kos dulu Hen, ambil CPU untuk dibawa ke UKM" jawab Mas Bagus

"Luh kok nggak cerita sih Paijo gemblung" kataku sambil guyon

"Biasa toh, kayak gitu senengannya Paijo, Hen." gumam Mas Bagus, melanjutkan "Diem-diem, tau-tau datang, tau-tau hilang, datang lagi bawa jajan, bawa makanan, hidup kok bahagia betul"

"Kayak jaelangkung ae Paijo ini" gumamku

"Huuss! jangan sembarangan Hen" hardik Mas Bagus

"Luh kenapa Mas?" tanyaku

"Ada temennya Paijo, nanti cemburu" jawabnya

"Luh, ada lagi toh orang selain kita, di gedung ini, Mas" tanyaku lagi agak gagap

"Ada tapi nggak kelihatan Hen" jawab Mas Bagus

"Ah, bercanda sampean Mas, biasa ae luh, nggak usah serius-serius" kataku sedikit merilekskan suasana

"Dibilangin susah anak ini, repot" gumam Mas Bagus

"Genderuwo, pocong, kuntilanak?" sedikit berbisik tanyaku

"Yang namanya 'cemburu' itu, ya pasti cewek Hen. O'on kamu ini" jawabnya

"He... he... he... maklum Mas, aku kan lulusan STM, nggak ngerti masalah wanita" kataku ke Mas Bagus

"Ngowos Hen!" gumam Mas Bagus dengan senyuman

"Suwer Mas, blas nggak ngerti aku" kataku sedikit meyakinkan "Gimana Mas?"

"Gimana piye toh Hen!" kata Mas Bagus

"Lanjut Mas, lanjut ceritanya, Si Paijo sama yang nggak kelihatan tadi" paksaku ke Mas Bagus untuk bercerita

"Yowes, kalau ada apa-apa, aku nggak urusan yo?" katanya

"Beres Mas, aman. Paijo mah, gampang. Dia sama aku nggak bisa marah" bisikku sangat pelan, sambil meyakinkan Mas Bagus.

"Tapi... Panjang Hen ceritanya" gumam Mas Bagus

"Walaah, Ngowos juga ternyata sampean Mas, mas!" jawabku agak menyesal

"Lah iya, kamu kok nggak percaya toh Hen" kata Mas Bagus

"Ya udah, cerita garis besarnya aja kalau gitu. Cerita panjangnya nanti ae, gimana!" pintaku ke Mas Bagus

"Oke gini Hen, awas luh yo." katanya, melanjutkan "Awalnya si Paijo ini," cerita Mas Bagus sedikit nada pelan "waktu selesai wudhu" 

"He'eh, He'eh" gumamku

"WOEEEIII... BANTUIN WOOEEII..."

Terdengar suara dari lantai satu gedung UKM, terlihat Paijo bawa CPU sama perangkat Komputer lainnya.

"Yo Jo, Tunggu dulu" jawabku sambil memakain sandal jepit, dan Mas Bagus pun ikut serta turun ke lantai satu. Sambil menggumam,

“Makanya sudah kubilang apa toh Hen, aku ceritain di catatan berikutnya aja luh. Biar lebih enak suasananya. Masa' pagi-pagi sudah cerita angker. Nggak seru."

Ayo, ayo semangat, semangat kuliah bagi yang mahasiswa, selamat bekerja bagi yang pekerja, dan selamat beraktifitas bagi yang berkarya.

Sugeng Rahayu Sedoyo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun