KEENAM, ajang reuni ternyata juga dapat dilihat sebagai obat awet muda karena mengandung zat pencegah pikun dan senyawa yang bikin kita kerap tertawa. Pencegah pikun, lantaran kita ditantang untuk mengingat setiap orang yang pernah dikenal dahulu. Ini salah satu cara melatih ketajaman memori otak, bukan? Lalu, ketika berinteraksi pasti ada saja hal yang bikin kita tertawa geli, bahkan hingga terpingkal-pingkal sendiri di rumah (eits, awas ada yang salah persepsi :D ) mengingat obrolan-obrolan dan kelakuan teman-teman yang baru kita akrabi lagi.Â
Bendi: Hadeeeeh! Ada aja orang salah jalan. Ini reuni 39, Pak! Kalo Mak Erot puter balik aja sono 7X. Kali aja ketemu.
Akhirnya, KETUJUH, reuni mengingatkan kita, sudah sampai di mana kaki melangkah. Sudah berapa banyak kunci-kunci kehidupan ditemukan. Sebab barangkali semua yang terjadi tak bisa dikatakan seluruhnya merupakan kesalahan waktu, meski pengaruhnya begitu dahsyat. Sanggup mengubah drastis sesuatu yang telah terbangun sebelumnya. Mampu menggeser, memoles, memugar, merenovasi, atau bahkan  membongkar dan meluluhlantakkan apa-apa yang ia lewati. Lihai memperbaiki atau malah merusak bentuk.
Agaknya, waktu memang kerap ingin memberi jejak. Tajam atau tidaknya jejak itu tergantung reaksi yang terjadi antara dirinya dan sosok yang ia lalui. Di sinilah peran kode dan kunci. Temukan, dan kita pun bisa lebih kuat menahan efek buruk waktu. Bukankah kehidupan itu sendiri adalah soal menemukan kunci-kunci? Dan ajang reuni bukan tidak mungkin adalah salah satunya.Â
(Henny Purnama Sari, 1-15, 2 Bio 2, 3 Bio 1 SMA 39, Jakarta)
telah tayang juga di : www.hennyfullmoon.blogspot.co.idÂ
Ferli dong, kalem tuh! qiqiqi...