Endang, Asty, dan Ferliyani
ki-ka: Acay, sang Meryl Streep 1-15, Lina, dan Asty ngintip sedikit.
PERTAMA adalah rasa seperti sedang berwisata. Sightseeing enjoyment. Asiknya melihat-lihat ajang dan atmosfer baru yang terbentuk dari kumpulan orang usia sebaya, satu angkatan, berjumlah sekitar 500 (dari 700-an teman satu angkatan) yang ‘konon’ pernah akrab di sebuah waktu lampau. Pengalaman wisata inilah yang paling ingin saya rasakan dan berharap dapat terjadi dalam durasi panjang, selama mungkin, jika bisa hingga akhir acara. Yaitu rasa tenang, tanpa interupsi, melihat dan menyaksikan saja semuanya. Inilah kenikmatan menyaksikan (menyaksikan akibat yang telah diperbuat waktu kepada mereka, kepada kami, kepada kita, kepada semua. Menyaksikan kesemena-menaan waktu, kebiadabannya, yang dengan tegas menancapkan pesan bahwa ia berkuasa atas segala yang pernah kita kenal).
Demikianlah, keinginan menyaksikan langsung terkabul di detik pertama hadir. Namun, kenikmatan wisata yang tenang tanpa interupsi itu tak dapat seutuhnya dirasakan, lantaran saya tidak bisa mensterilkan diri dari interaksi yang mau tidak mau muncul juga. Tak penting mengetahui siapa yang memulai. Sebab batas-batasnya sendiri telah blur. Atmosfer reuni, sedikit demi sedikit, atau seketika, melumat siapa pun alumni yang hadir di dalamnya. Seperti api yang merambat atau menjilat ketika bertemu benda-benda yang bisa terbakar.
Itu pertama. KEDUA, walau ingin diam hanya menyaksikan, di satu sisi ada rasa syukur ketika masih ada yang mengenali, meski memiliki simpanan permakluman yang besar jika sebaliknyalah yang terjadi. Sebab waktu, pengalaman, dan orientasi tiap orang sanggup mengubah struktur jaringan genetika yang berfungsi mengatur memori. Â Sehingga "lupa" sangat bisa dimaklumi.
Beberapa kawan yang sempat saya tanya soal apa makna reuni bagi diri mereka, pun mengatakan hal senada. Asty, menyatakan seperti berada di masa lalu lagi, sejenak lupa masa sekarang. Lupa pada segala status dan kondisi sekarang. Serasa kembali lagi menjadi remaja usia belasan. Meski untuk sesaat, selama acara reuni saja. Dan itu menyenangkan. Mega, Tresia, dan Tjahjani  pun kurang lebih berkomentar sama.
Ya, dari sudut ini, reuni dapat dinilai sebagai momen untuk beristirahat sejenak. Sebagai selokus oase. Titik penyegaran. Saat refreshing dari rutinitas masa sekarang.