Cuaca di Jerman mirip dengan mood seseorang, bisa berubah-ubah semaunya. Awal musim panas tahun ini curah hujan cukup tinggi. Alam memang memerlukan hujan. Hanya saja, jika hujan turun, temperatur udara menjadi rendah, cenderung dingin.
Saya memerlukan kehangatan sinar matahari. Rasanya, sudah tidak sabar untuk menikmati hangat matahari tanpa jaket atau mantel. Undangan seorang sahabat akhirnya saya penuhi.Â
"Nggak ada alasan lagi. Anak sudah gede."
Benar kata teman saya. Selama ini undangannya tidak bisa diwujudkan. Alasan utama, belum bisa meninggalkan anak (tentu bersama papanya) di rumah untuk pergi liburan sendiri yang agak jauh selama beberapa hari. Perjalanan ini kami lakukan tanpa mengajak pasangan masing-masing.
Pulau Tenerife di Kepulauan Canary yang terletak di Samudra Atlantik menjadi tujuan kami.
Saya pun menyusul memesan tiket pesawat sesuai jadwal penerbangan teman-teman yang akan pergi bersama.
TenerifeÂ
Kami berlima bertemu di Bandara Stuttgart pada siang hari yang ditentukan. Penerbangan ke tempat tujuan akan ditempuh selama 4 jam 35 menit. Lumayan lama perjalanannya karena Tenerife yang termasuk dalam Kepulauan Canary-Spanyol, secara geografis terletak di lempeng Benua Afrika.
Sore menjelang petang, pesawat dari salah satu maskapai penerbangan Jerman mendarat dengan mulus di Bandara Tenerife South/Tenerife Reina Sofia Airport (IATA: TFS). Ada perbedaan waktu satu jam (mundur) dari Jerman.Â
Tenerife adalah salah satu dari Kepulauan Canary dengan 7 pulau utama dan beberapa pulau kecil lainnya. Kepulauan ini terbentuk jutaan tahun lalu dari serangkaian letusan gunung berapi di bawah laut.Â
Pulau tertua dari gugusan pulau ini adalah Fuerteventura dan Lanzarote, sedangkan pulau terbesar adalah Tenerife, dengan ibukotanya Santa Cruz de Tenerife.Â
Taksi yang kami tumpangi perlahan meninggalkan bandara. Pemandangan alam di kiri kanan yang terlihat sangat spektakuler, pegunungan dan tebing bebatuan yang terlihat kering terdapat tanaman jenis euphorbia (spurge) dan kaktus. Makin mendekati villa tujuan kami, wilayah hijau dengan berbagai jenis tanaman berbunga dan pohon palem tersaji di depan mata. Betul-betul menakjubkan.
"Pulau Musim Semi Abadi" begitu julukan untuk Pulau Tenerife karena iklimnya sejuk sepanjang tahun. Musim panas di sini sangat nyaman dengan temperatur udara maksimal sekitar 30 derajat Celsius dan malam hari akan turun. Saat musim dingin, tidak ada titik beku, biasanya sekitar 20 derajat. Sungguh temperatur ideal untuk tinggal dan menikmati alam.
Puerto de la Cruz
Pulau indah dengan iklim yang nyaman ini semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Puerto de la Cruz merupakan tempat yang awalnya paling populer. Puerto de la Cruz sebelumnya bernama Puerto de La Orotava.Â
Dahulu, tidak banyak pemukiman di kota pelabuhan La Orotava ini. Kapal-kapal sudah mendarat di sini sejak abad ke-15.
Sejalan dengan berkembangnya perdagangan, benteng-benteng mulai didirikan. Rumah-rumah juga kemudian dibangun. Puerto de la Cruz berkembang menjadi kota yang mandiri dan mulai banyak dikenal oleh wisatawan.
Kota yang dulu hanya dihuni sekitar 200 orang, sekarang memiliki penduduk sekitar 30.000.
Tenerife dan PariwisataÂ
Sektor pariwisata merupakan yang terpenting dalam perekonomian Tenerife. Sebagian besar pelancong yang datang ke pulau ini adalah warga negara Eropa yang iklim di negerinya lebih dingin, seperti Jerman, Belanda, Austria, negara Skandinavia, dan lainnya.
Pariwisata Tenerife makin berkembang pada abad ke-20. Wisatawan menyukai tempat ini karena pesona alamnya dan iklim yang bersahabat.
Kegiatan liburan yang menyenangkan dapat dipilih di pulau seluas 2.000 kilometer persegi ini. Bersantai di pantai, surfing, atau hiking di gunung, bersepeda, bahkan hanya berjalan-jalan menikmati kota tua dan kuliner lokal sangat menyenangkan dilakukan di sini.
Liburan kali ini kami isi dengan menikmati kota tua, jalan-jalan di sekitar pantai, mencicipi kuliner setempat, dan berbelanja.Â
Saya lebih menyukai wisata seperti ini, santai tanpa terpaku rencana terjadwal.
"Bagaimana dengan Kompasianer; wisata seperti apa yang menjadi kesukaan?"
Hennie Triana Oberst
Germany, 08.07.2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H