"Berapa kali tidur lagi, Ma?" Alma bertanya setengah berbisik saat mama menutup buku yang dibacanya.
Mama tersenyum memandang Alma. Pasti Alma tidak sabar dari tadi menunggu mama selesai membaca dongeng tidur untuknya.
"Tujuh kali lagi, mein Schatz." Ucap mama menatap mata putrinya yang terlihat mengantuk.
Alma menarik tangannya keluar dari selimut. Terlihat dia mulai menghitung dengan jari-jari tangannya.Â
Sejak dua minggu terakhir ini Alma bertanya kapan ulang tahunnya tiba. Gadis kecil dengan rambut warna mahogany ini sangat bersemangat menyambut ulang tahun ketiganya.
"Besok tinggal enam kali tidur ya, Ma?" Tanya Alma lagi.
"Iya, Sayang. Makanya, kamu harus tidur sekarang ya " Jawab mama dengan suara membujuk.
Alma menganggukkan kepalanya.
"Gute Nacht, mein Schatz!" Ucap mama sambil mencium pipi putrinya.
"Gute Nacht, Mama!" Alma menyahut dengan suara halus.
Mama beranjak, meredupkan lampu. Sambil melangkah keluar kamar, mama menarik pintu kamar hingga tiga perempat tertutup.Â
***
Alma berlari menghampiri Oma yang menunggu di luar pagar Kindergarten. Ketika sarapan tadi, mama bilang Oma dan Opa Steinmeyer, juga Tante Nadine akan datang hari ini.
Terlihat ada kesibukan lain di rumah. Opa menghias ruang tamu dengan balon dan dekorasi warna-warni. Di dapur ada Tante Nadine dan mama yang sedang menghias muffin.Â
Besok adalah hari ulang tahun Alma. Papa akan mengambil cuti kerja sehari. Alma akan merayakan ulang tahun bersama teman-teman dan para pengajar di Kindergarten. Sorenya mereka akan merayakan di rumah bersama keluarga besar.Â
"Kata Mama, satu kali tidur lagi." Gumam Alma dengan mata berbinar. Alma tidak sabar menunggu malam.
***
Dari celah jendela kamar yang dimiringkan, terdengar nyanyian burung di halaman rumah saling bersahutan. Agaknya mereka mengerti mengerti, gadis kecil bermata hijau kecokelatan berulang tahun hari ini.
"Alles Gute zum Geburtstag, Alma!" Oma Steinmeyer berbisik membangunkan Alma.
Biasanya, Alma akan berlama-lama di tempat tidur. Hari ini nampak berbeda. Gadis kecil itu langsung bangun, menuju kamar mandi, dan bersiap untuk ke Kindergarten. Mama telah menyiapkan baju yang akan dikenakan Alma hari ini. Mama hafal, baju terusan warna merah jambu dengan pita di bagian pinggang itu adalah baju kesukaan putrinya.
Alma menikmati sarapannya bersama Oma Opa Steinmeyer dan Tante Nadine. Setangkup roti panggang berlapis nutella dan secangkir cokelat susu hangat ludes disantapnya.
"Mana Mama?" Tanya Alma sambil celingukan memandang seluruh ruangan.
"Selamat ulang tahun, putriku yang cantik!" Ucap Papa mencium pipi Alma dan menggendongnya.Â
"Danke, Papa." Balas Alma terkikik kegelian. Pipinya bersentuhan dengan bagian rahang Papa dengan jambang yang mulai tumbuh setelah beberapa hari dicukur.
"Ayo, kita berangkat." Lanjut Papa menggantungkan ransel kecil di punggung Alma.
Papa dan Alma berjalan berdampingan. Kindergarten Alma hanya berjarak sekitar 600 meter. Papa membawa sekotak penuh muffin.
"Setelah perayaan ulang tahun di Kindergarten, kita akan menjenguk Mama." Papa berkata tanpa ditanya.
Alma menjawab dengan anggukan dan senyuman mengembang. Anak perempuan ini begitu bersemangat dengan perayaan ulang tahunnya. Saking bersemangat, Alma lupa membawa sepedanya. Sepeda yang merupakan kado ulang tahun dari Mama dan Papa, seperti permintaan Alma.
***
Papa mengetuk pelan pintu sebelum membukanya.
"Hallo, sayang." Mama menyambut gembira putrinya.
"Alles Gute zum Geburtstag, meine Prinzessin!" Lanjut Mama sambil mendekap erat putrinya. Mata Mama basah menyiratkan kebahagiaan dan keharuan.Â
Hari ini Mama tidak bisa mengucapkan selamat ulang tahun saat Alma bangun tidur, seperti yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Tadi malam, saat Alma sedang terlelap, Mama tiba-tiba harus segera dibawa ke rumah sakit.Â
Mata Alma berpindah pada bayi yang tidur di dalam boks bayi yang menempel pada tempat tidur Mama.
"Ini Fabian, adikmu." Mama berkata lembut.
"Hallo Fabian." Alma menyapa sambil mengelus-elus dahi adiknya. Kebahagiaan terpancar jelas di wajahnya.
"Suka dengan kado ulang tahunmu, sayang?" Tanya Mama memeluk gadis kecilnya.
"Iya, suka. Hadiah kejutannya juga aku suka, Ma." Alma menjawab dengan bahagia, menunjuk Fabian. Mata Alma tidak lepas memandang adik laki-lakinya.
Terdengar ketukan halus dipintu, disusul pintu yang terbuka. Oma Opa Steinmeyer, Tante Nadine, Oma Opa Braun, dan Onkel Philip masuk membawa kue ulang tahun.
Sore itu, di ruang rawat inap rumah sakit bersalin, keluarga Steinmeyer dan Braun merayakan ulang tahun Alma dan anggota keluarga baru mereka, Fabian.
***
Hennie Triana Oberst
Germany, 06.11.2023
- Catatan:
-Mein Schatz: sayangku (harta karunku)
-Gute Nacht: selamat malam; diucapkan sebelum tidur, ucapan perpisahan pada malam hari
-Alles Gute zum Geburtstag: Selamat ulang tahun
-Danke: terima kasih
-Meine Prinzessin: Putriku
"Kado Ulang Tahun untuk Alma" adalah murni buah pikiran pribadi penulis.
Cerpen ini diikutsertakan dalam Sayembara Cerpen Pulpen IX, dengan tema: "Ulang Tahun"
***
Hennie Triana Oberst, Kompasianer Jerman, penyuka traveling dan budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H