Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melatih Kesabaran di Balik Musibah

18 Februari 2023   05:05 Diperbarui: 18 Februari 2023   05:11 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Everything happens for a reason

Laju aktivitas keseharian saya belakangan ini sepertinya tanpa sengaja bertambah percepatannya. Ada rencana-rencana yang telah dipersiapkan dan ada hal lain yang muncul dan harus diselesaikan.

Mungkin ini yang membuat saya tergesa-gesa menyelesaikan satu tugas untuk melanjutkan tugas lainnya. Ternyata, ketidaksabaran seringkali menghalangi tujuan yang ingin dicapai. 

Maksud hati ingin ikut menjemput putri saya yang kembali dari Inggris atas program pertukaran pelajar yang diikuti. Akan tetapi, sehari sebelumnya saya tersandung dan jatuh di Keller (ruang bawah tanah).

Jatuh yang menyebabkan cedera serius. Bahu kanan saya patah karena terbentur tumpukan keramik lantai yang akan dipasang di kamar tamu di Keller.

Singkat cerita, malam itu suami saya mengantar ke unit darurat di rumah sakit. Hasil pemeriksaan melalui rntgen dan CT scan menjelaskan separah apa cedera yang terjadi.

Dokter yang bertugas malam itu mengatakan pemulihan bisa dilakukan tanpa operasi, tetapi memerlukan waktu lebih lama. Selain itu ada kemungkinan pergerakan tangan saya tidak maksimal seperti semula.

Langkah lain melalui operasi. Penanganan melalui operasi tentunya bisa lebih rinci dilakukan untuk memaksimalkan pengobatan. Penyembuhan tetap memerlukan waktu yang lama, tetapi relatif lebih singkat dibandingkan tanpa operasi. Saya memilih pengobatan melalui operasi. 

***

Putri saya pulang dijemput papanya di airport. Saya memutuskan untuk beristirahat di rumah karena sakit yang cukup mengganggu.

Wajah anak saya terlihat agak murung melihat kondisi saya. Untungnya, saya masih bisa menertawakan musibah yang terjadi dan mengembalikan keceriaannya. Putri saya pun bisa menceritakan dengan antusias pengalamannya yang sangat menyenangkan di Inggris.

***

Beberapa hari kemudian saya kembali ke rumah sakit. Operasi penyatuan tulang bahu yang patah berjalan baik, begitu menurut dokter yang menangani. Ini pertama kali dalam hidup saya menjalani operasi dan mendapat bius total (semoga tidak pernah lagi). Saya harus rawat inap dua hingga tiga hari, begitu kata dokter. 

Seharian itu saya hampir selalu didampingi perawat untuk melakukan aktivitas. Tidak nyaman rasanya karena tergantung terus sama orang lain. Suka tidak suka, saya harus menerima dengan hati lapang. 

Kesabaran saya memang harus terus dilatih 

Saya menanti dengan harap-harap cemas kapan diperbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit. Dokter mengatakan jika baik-baik saja,  hari Sabtu saya boleh pulang.

Ini sangat saya harapkan karena esok harinya kami  harus mengantarkan anak ke Munich dan tinggal seminggu di sana untuk tugas sekolahnya.

Sebetulnya suami saya bisa menemani anak kami di sana. Akan tetapi, suami saya harus terbang ke negara Eropa lain pada Senin malam terkait pekerjaannya.

Jika tidak ada jalan lain, terpaksa suami saya harus membatalkan tugasnya.

Ternyata, keberuntungan masih di pihak kami. Sabtu siang dokter mengatakan saya boleh pulang. Selebihnya rawat jalan untuk waktu yang telah ditentukan sesuai keterangan yang tertulis dalam dokumen yang diserahkan saat saya meninggalkan rumah sakit.

Minggu pagi, 12 Februari kami bertiga berangkat ke Munich dengan mengendarai mobil. Meskipun hanya menempuh 3 jam lebih, bagi saya perjalanan kali ini cukup melelahkan. Namun begitu, situasi apa pun yang terjadi saat ini harus saya terima tanpa keluhan, kecuali diam-diam menahan nyeri luka operasi.

Ada hikmah di balik musibah

Mungkin benar perkataan saudara saya.  Momen ini adalah waktunya saya harus sejenak beristirahat. Rencana yang sebelumnya akan saya lakukan harus dikesampingkan.

Saya pikir, memang saya harus belajar untuk lebih sabar. Cuma kesabaran yang membuat pikiran menjadi lebih tenang dan membawa kekuatan.

Maka, saya cukup sabar beristirahat di hotel dan mengurangi daftar tempat yang akan saya kunjungi.

Putri saya cukup mandiri menangani tugas sekolah yang harus dipenuhinya.

Salam hangat dari Munich

Hennie Triana Oberst
Germany, 17.02.2023   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun