Masyarakat modern seperti di Jerman tidak lepas dari tradisi yang sudah ada dan turun-temurun dari generasi sebelumnya.Â
Richtfest ini contohnya, tradisi yang dilakukan saat seseorang membangun rumah atau gedung.
Di salah satu jalan yang setiap minggu saya lalui sedang melakukan pembangunan satu gedung bertingkat untuk hunian. Karena rutin saya melintasi jalan itu saya melihat perkembangan gedung itu.
Sejak awal pengerukan untuk ruangan bawah tanah, hingga gedung mulai berdiri. Setelah beberapa minggu berlalu, ada sekumpulan orang yang sedang melakukan pesta di lahan bangunan itu. Lahan parkir mobil di pinggir jalan juga terlihat penuh, berbeda dari hari biasa.Â
Di atas atap gedung terpasang hiasan dari tanaman berbentuk cincin besar dengan pita warna-warni yang menjuntai. Ternyata, mereka sedang mengadakan acara selamatan Richtfest.
Richtfest
Perayaan ini adalah salah satu yang biasa dilakukan saat ada pembangunan rumah. Selamatan yang dilakukan sebagai tanda terima kasih pemilik bangunan untuk para pekerja dan orang yang telah terlibat dalam pembangunan. Â Â
Rictfest berasal dari kata "aufrichten" atau "errichten" yang artinya "mendirikan" atau "menegakkan" dan kata "Fest" yang artinya perayaan.Â
Perayaan ini mengacu pada pemasangan atap. Richtfest dilaksanakan saat rangka atap rumah atau gedung telah terpasang, tetapi belum tertutup atap.Â
Pada pelaksanaan Richtfest, pemilik gedung bisa melihat seperti apa bentuk gedung atau rumahnya nanti.Â
Asal usul dan takhayul Richterfest
Richtfest sudah dikenal sejak abad ke-14. Awalnya perayaan ini dikenal dari ritual tukang kayu (Zimmerer/ Zimmermann). Profesi ini yang bertanggung jawab untuk mendirikan dan memasang atap rumah.Â
Banyak mitos Jermanik dan Skandinavia yang menceritakan bahwa jiwa manusia berasal dari pohon. Setelah kematian, jiwa orang akan kembali ke pohon, tempat asal mereka.Â
Pohon di hutan harus ditebang untuk mendapatkan bahan bangunan. Hutan juga merupakan hunian roh yang baik dan jahat. Tukang kayu ingin menenangkan para roh dan berterima kasih dengan menempelkan pucuk pohon. Diharapkan, hanya roh baik yang melindungi rumah mereka.Â
Dulu, pemilik rumah yang tidak mengadakan selamatan Richtfest dipercaya akan mendapat kemalangan dan nasib tidak baik.Â
Seperti umumnya takhayul yang dipercaya masyarakat zaman dahulu, selalu ada pesan di  baliknya. Perayaan Richterfest ini dulunya sebagai simbol bahwa pembayaran telah dilakukan kepada para pekerja. Maka, ketika pemilik memasuki rumahnya, mereka telah terbebas dari utang.
Richtkranz dan Richtfest sekarang
Ciri khas dari Richtfest adalah peletakan Richtkranz (mahkota) di rangka atap bangunan. Richtkranz bisa berbentuk seperti topi mahkota, bisa juga bundar seperti cincin, atau pohon kecil, dengan hiasan pita panjang berwarna.Â
Tanaman yang digunakan biasanya Birken (Betula/ Birch), atau tanaman kelompok Pinus dan Cemara. Pohon-pohon ini menjadi simbol kehidupan, kekuatan, kesuburan, dan umur panjang. Kehidupan yang juga diharapkan akan dilimpahkan kepada penghuni rumah.
Pelaksanaan seremoni Richtfest biasanya dilakukan pada jam kerja agar dapat dihadiri oleh para pekerja dan orang yang terlibat dalam pembangunan rumah. Selain mereka, tentu pemilik rumah dan keluarganya dapat mengundang kerabat, tetangga, dan teman mereka.Â
Roti dan garam
Tamu yang diundang dapat membawa hadiah dan tambahan hadiah tradisional yaitu roti dan garam. Kedua bahan makanan ini sebagai simbol dan pengharapan agar semua penghuni rumah tercukupi kebutuhannya dan tidak akan kelaparan.
Garam pada masa lalu merupakan komoditas yang sangat berharga dan dianggap sebagai tanda kemakmuran. Selain itu, garam juga dipercaya dapat mengusir penyakit dan roh jahat. Â Â
Pelaksanaan perayaan
Acara Richtfest dimulai dari atas atap bangunan. Diawali oleh pimpinan Zimmerer yang memberikan kata sambutan dan terima kasih kepada semua rekan kerjanya.
Kemudian dilanjutkan oleh pemilik rumah menyampaikan terima kasih kepada semua yang berperan serta dalam pembangunan rumahnya, tidak lupa memohon berkah bagi penghuni rumah.Â
Setelah itu mereka bersama-sama menancapkan paku terakhir ke rangka atap. Kemudian bersulang untuk kesehatan semua yang hadir dan penghuni rumah.Â
Lalu gelas yang telah kosong dilemparkan ke bawah dari tempat mereka berdiri di atas atap. Gelas yang jatuh harus pecah. Menurut takhayul yang dipercaya orang zaman dulu, gelas pecah pada Richtfest ini adalah pertanda keberuntungan. Â
Sekarang, ritual Richtfest hanya merupakan tradisi. Kebiasaan yang masih terus dijaga kelangsungannya tanpa harus mempercayai takhayul yang melatarbelakangi perayaan ini.
***
Hennie Triana Oberst
Germany, 13.12.2022
Referensi: Richtfest: 1, 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H