Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berapa Banyak PR Boleh Diberikan untuk Siswa di Jerman?

27 Oktober 2022   04:48 Diperbarui: 28 Oktober 2022   11:50 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berapa banyak PR boleh diberikan untuk siswa di Jerman | Foto: steveriot1/Pixabay—

Akhir bulan September lalu saya menghadiri pertemuan orangtua siswa dan para guru yang diadakan pada awal semester.

Pertemuan ini dikenal dengan sebutan "Elternabend" (dari kata Eltern: orangtua, dan abend: malam hari). Elternabend memang selalu diadakan pada malam hari, umumnya dimulai pukul 19.30 atau 20.00.

Selain wali kelas, semua guru yang mengajar mapel pada semester itu juga hadir untuk menerangkan secara singkat garis besar program mereka dan hitungan penilaian (berapa persen tulisan dan lisan).

Guru mapel bahasa Jerman selesai berbicara dan mempersilakan orangtua siswa mengajukan pertanyaan atau hal lain.

Seorang ibu mengangkat tangan dan bertanya, "Apa mungkin anaknya diberi PR lebih banyak?" Pertanyaan yang memancing senyum para orangtua dan guru yang hadir.

Menurut ibu ini, anaknya sangat cepat mengerjakan PR dan (katanya) anaknya perlu mengerjakan PR lebih banyak.

Guru mapel menjelaskan, bagi beliau PR yang diberikan sudah cukup, tidak banyak dan tidak sedikit. Beliau juga tidak ingin memberikan PR secara tidak merata ke siswanya.

Seberapa penting PR bagi siswa

Siswa diberi tugas oleh guru tentu dengan tujuan yang baik. Tugas ini wajib diselesaikan oleh siswa. Orangtua tidak diizinkan membebaskan anak mereka dari kewajiban yang diberikan oleh guru. 

Seandainya orangtua merasa PR yang diberikan terlalu berlebihan dan membebani anaknya, maka orangtua harus berbicara langsung pada guru yang mengajar. 

Sebetulnya, kita menyadari bahwa pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru itu penting. Dengan mengerjakan PR siswa akan mengulang dan memperdalam pelajaran yang baru diterimanya dari sekolah. 

Siswa juga akan didorong untuk bekerja lebih baik dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Hal ini akan melatih siswa berkembang secara mandiri. 

Ada batasan PR di sekolah Jerman

Ketika putri saya masih di sekolah dasar, saya hampir selalu mendampinginya saat mengerjakan PR, terutama pada tahun-tahun awal. Saya biasakan anak saya untuk mengerjakan PR setelah pulang sekolah, bukan malam hari sebelum tidur.

Waktu itu sekolah anak saya di German School yang ada di Shanghai-China. Mata pelajaran usai seperti biasa sekitar pukul 13. Istirahat sekitar 1 jam untuk makan siang yang dilakukan di kantin sekolah, setelah itu dilanjutkan ekstrakurikuler di sekolah. Anak saya pulang ke rumah sekitar pukul 15.

Ada kegiatan sore yang dilakukan anak saya, itu juga atas keinginannya. Beberapa yang saya ingat dia ikut les piano, tenis, dan melukis. Ketiganya diikuti secara bergantian. 

Les lain yang berhubungan dengan pelajaran sekolah tidak pernah saya usulkan untuk dilakukan.

(Umumnya, anak di Jerman melakukan aktivitas setelah sekolah hanya yang berhubungan dengan hobi.)

Saya katakan pada anak untuk menyediakan waktu kosong minimal satu hari dalam seminggu (ini di luar akhir minggu). 

Di waktu kosongnya saya bebaskan putri saya bermain dengan teman sekolahnya yang tinggal di sekitar rumah kami. Mereka biasanya naik sepeda bersama keliling kompleks atau bergantian berkunjung dan bermain. 

Saat ini anak saya di sekolah menengah, waktu sekolahnya semakin padat. Tiga hari dalam seminggu jam sekolahnya berakhir pukul 15.30 (sekolah dimulai pukul 7.50).

Putri saya tidak mengikuti les apa pun di luar sekolah. Dia memilih menghabiskan waktunya bersama temannya setelah sekolah dan sesekali pergi berolahraga di pusat kebugaran.

Bagaimana aturan menurut hukum?

Di Jerman, pendidikan adalah urusan negara bagian. Jadi aturan negara bagian satu dan lainnya kemungkinan ada sedikit perbedaan, meskipun tidak terlalu besar.

Setiap negara bagian ada pemerintahannya sendiri, dipimpin oleh Ministerpräsident (perdana menteri) dan beberapa menteri termasuk Menteri Pendidikan. 

Namun begitu, tetap ada kementerian-kementerian untuk seluruh negara Jerman, dengan sebutan Bundesminister (Menteri Federal).

Contohnya, Bundesministerium für Bildung und Forschung (Kementerian Federal untuk Pendidikan dan Riset)  

Berapa banyak PR yang boleh diberikan guru kepada siswa, peraturannya hampir sama. Pada prinsipnya, pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru harus wajar dan tidak berlebihan, serta sesuai dengan usia siswa. PR untuk hari libur dan akhir minggu tidak diperbolehkan.

Secara umum, Hausaufgaben atau PR untuk murid per hari diperbolehkan maksimal menghabiskan waktu seperti berikut;

Sekolah dasar:
kelas 1 dan 2 maksimal 30 menit
kelas 3 dan 4 hingga 60 menit

Sekolah menengah:
kelas 5 dan 6 maksimal 90 menit
mulai kelas 7 sekitar 120 menit

PR tidak boleh diberi nilai

Guru memiliki hak memeriksa tugas yang dikerjakan oleh muridnya. Namun begitu, pekerjaan rumah tidak boleh diberi nilai. Aturan ini seragam berlaku di semua negara bagian. 

Dengan pemeriksaan PR siswa akan termotivasi untuk mengerjakan tugasnya dan tidak berpikir bahwa mereka sia-sia mengerjakan PR. Bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas dapat menerima konsekuensi, tetapi bukan hukuman. 

Semoga semua anak dapat belajar dengan bahagia dan bertanggung  jawab.

Hennie Triana Oberst
Germany, 26.10.2022
"Siswa Dibebaskan PR"
Rujukan: Merkur.de// Kindersache

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun