Sebetulnya, kita menyadari bahwa pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru itu penting. Dengan mengerjakan PR siswa akan mengulang dan memperdalam pelajaran yang baru diterimanya dari sekolah.Â
Siswa juga akan didorong untuk bekerja lebih baik dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Hal ini akan melatih siswa berkembang secara mandiri.Â
Ada batasan PR di sekolah Jerman
Ketika putri saya masih di sekolah dasar, saya hampir selalu mendampinginya saat mengerjakan PR, terutama pada tahun-tahun awal. Saya biasakan anak saya untuk mengerjakan PR setelah pulang sekolah, bukan malam hari sebelum tidur.
Waktu itu sekolah anak saya di German School yang ada di Shanghai-China. Mata pelajaran usai seperti biasa sekitar pukul 13. Istirahat sekitar 1 jam untuk makan siang yang dilakukan di kantin sekolah, setelah itu dilanjutkan ekstrakurikuler di sekolah. Anak saya pulang ke rumah sekitar pukul 15.
Ada kegiatan sore yang dilakukan anak saya, itu juga atas keinginannya. Beberapa yang saya ingat dia ikut les piano, tenis, dan melukis. Ketiganya diikuti secara bergantian.Â
Les lain yang berhubungan dengan pelajaran sekolah tidak pernah saya usulkan untuk dilakukan.
(Umumnya, anak di Jerman melakukan aktivitas setelah sekolah hanya yang berhubungan dengan hobi.)
Saya katakan pada anak untuk menyediakan waktu kosong minimal satu hari dalam seminggu (ini di luar akhir minggu).Â
Di waktu kosongnya saya bebaskan putri saya bermain dengan teman sekolahnya yang tinggal di sekitar rumah kami. Mereka biasanya naik sepeda bersama keliling kompleks atau bergantian berkunjung dan bermain.Â
Saat ini anak saya di sekolah menengah, waktu sekolahnya semakin padat. Tiga hari dalam seminggu jam sekolahnya berakhir pukul 15.30 (sekolah dimulai pukul 7.50).