Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengapa dan Bagaimana Menghadapi Anak yang Suka Kabur?

12 Oktober 2022   04:42 Diperbarui: 12 Oktober 2022   16:17 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu keluarga muda di dekat tempat saya tinggal memiliki anak berumur sekitar dua tahun. Musim panas yang lalu beberapa kali saya perhatikan papa atau mamanya berlari mengejar Louis (kita namakan saja begitu). 

Terkadang Louis masih berada di pinggiran batas rumah ke jalan. Pernah juga sudah berada di trotoar seberang jalan. Jalan di lingkungan perumahan biasanya maksimum hanya 30 km/jam. Akan tetapi, jalan umum yang dilalui kendaraan bermotor tetap membahayakan anak-anak.

Seperti umumnya rumah di pinggiran kota, di sini banyak rumah tanpa pagar. Pembatas antara rumah dan jalan biasanya pagar tanpa pintu, atau pagar tanaman. Begitu juga rumah Louis, halaman rumahnya berpagar tanaman, sedangkan jalan masuk dibuat tanpa pintu.

Louis terkadang ingin pergi bermain ke playground yang ada di seberang jalan, meskipun di halaman rumahnya cukup luas untuk bermain. Bukan berarti orangtua Louis tidak memperhatikannya. 

Anak laki-laki ini sangat cepat bergerak. Lengah sedikit dan orangtuanya menoleh ke arah lain, Louis sudah berlari ke tempat lain. 

Mengapa anak suka kabur?

Tingkah laku anak seperti ini sangat membuat orangtua khawatir dan cukup membahayakan. Mereka bisa saja hilang karena tertarik dan mengikuti suara atau satu benda, bahkan mungkin orang asing yang punya niat tidak baik.

Begitupun, tindakan yang dilakukan anak kecil seperti Louis ini bukan tindakan yang negatif. Anak-anak harus aktif bergerak. Mereka melakukan sesuatu karena ada kebutuhan yang mereka perlukan. Ini adalah salah satu proses mereka berpikir dan belajar yang akan meningkatkan kepercayaan diri mereka.  

Itu sebabnya anak-anak suka melompat, memanjat, berlari, dan bermain seharian tanpa terlihat kehilangan energi sedikit pun. Anak-anak memiliki keingintahuan yang tinggi.

Mereka ingin melihat tempat baru, mencoba sesuatu yang baru tanpa dibantu oleh orangtuanya. Bagi mereka akan lebih menyenangkan berlari dan berkejar-kejaran daripada harus berjalan di samping orangtuanya.

Apa yang harus dilakukan orangtua?

Anak kecil harus belajar membedakan hal baik dan tidak baik sejak dini. Orangtua anak adalah orang pertama yang memiliki peran besar untuk hal ini, kemudian anggota keluarga lain dan nantinya anak juga belajar dari para pendidik.

Selama masih berada dalam pengawasan orangtua mungkin sedikit lebih mudah. Akan tetapi akan sangat menyulitkan jika anak seperti Louis nantinya harus masuk ke Kindergarten atau di Kindertagessttte (daycare). Berikut ini yang dapat dilakukan orangtua pada anak mereka.

Jangan berhenti memberitahu anak

Memang tidak gampang memberi pengertian pada anak kecil, tetapi orangtua wajib mengajari anak mereka dan memberi contoh yang baik. Terus ulangi mengatakan pada anak untuk tidak pergi tiba-tiba tanpa memberitahu orangtua atau orang yang bersamanya saat itu. 

Katakan alasan dan bahayanya mengapa anak tidak boleh melakukan hal itu. Beritahu anak bahwa menyeberang jalan sendiri tidak boleh tanpa orang dewasa dan apa latar belakangnya. Anak-anak punya hak untuk tahu apa dasarnya, bukan hanya dilarang tidak boleh melakukan ini dan itu tanpa ada alasannya.

Tidak perlu memarahi atau membentak anak jika mereka tiba-tiba melarikan diri. Bicaralah dengan tenang dan serius dengan bahasa yang gampang dipahami anak kecil. Penting juga dilakukan, jangan sesekali tertawa dan menganggap lucu tingkah mereka. 

Saat anak saya masih kecil, saya katakan dia boleh sampai garis tertentu batas halaman rumah kami dengan jalan. Saya tunjukkan di mana dia boleh berdiri. Selain itu saya membiasakan juga agar dia selalu pamit dan minta izin sebelum melakukan sesuatu atau pergi ke satu tempat. 

Temani anak di lingkungan baru

Ada masanya anak harus berada di luar rumah dan bersosialisasi dengan anak lainnya. Lingkungan dan orang-orang baru terkadang membuat bingung anak-anak. Usahakan untuk menemani anak pada beberapa hari awal memasuki kelompok bermain atau tempat penitipan anak.

Jika salah satu orangtua tidak bisa melakukannya, bisa minta tolong nenek, kakek, atau anggota keluarga lain yang dekat dengan anak. Rasa aman akan membuat anak betah bermain bersama anak lainnya di tempat baru ini.

Di samping itu, pendidik atau pengasuh di daycare juga akan lebih mengenal anak dan dapat mengatasi dengan baik jika anak tiba-tiba melarikan diri. 

Ransel pengaman

Ada anak yang memang sangat aktif dan selalu ingin kabur. Jika berada di keramaian, anak balita masih bisa digendong atau diletakkan di stroller. 

Namun begitu, tidak ada anak yang akan betah selalu berada dalam gendongan atau duduk di stroller. Anak yang sudah bisa jalan pasti ingin berjalan sendiri. Menuntun mereka bisa dilakukan, tetapi tidak semua anak suka dituntun terus-menerus.

Pernahkah anda melihat anak yang di punggungnya terdapat tali yang terhubung dengan orangtuanya? Memang terlihat cukup aneh. Akan tetapi ini adalah satu cara untuk berjalan-jalan dengan aman di keramaian dengan anak yang suka kabur.

Bagi orangtua yang memiliki anak yang suka kabur, bisa menggunakan ransel yang memiliki tali pengikat dan dapat dikaitkan pada orangtua.

Anak-anak tidak akan bisa pergi jauh dari orangtuanya. Cara ini mungkin bisa dilakukan pada awalnya sembari terus mengajari dan memberi pengertian pada anak. 

Jangan pernah bosan dan menyerah mengajari anak untuk melakukan hal yang baik dan tidak membahayakan mereka.

Salam hangat

Hennie Triana Oberst
Germany, 11.10.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun