Di rumah, cukup banyak buku untuk anak yang mengisi rak di kamar anak saya. Ada yang kami beli, sebagian lagi hadiah dari kerabat dan teman-teman. Bahan buku untuk bayi biasanya dibuat dari bahan yang tidak melukai atau membahayakan anak jika buku digigit-gigit.Â
Setelah anak saya semakin tumbuh, buku berikutnya adalah buku bergambar. Sebagian ada yang dilengkapi dengan tombol di sampingnya, jika ditekan akan mengeluarkan suara tiruan hewan.Â
Kebiasaan membacakan buku cerita dan dongeng saya lakukan bahkan setelah anak saya mulai bisa membaca.Â
Anak saya kemudian membaca sendiri bukunya sebelum tidur ketika dia mulai duduk di sekolah dasar. Saya hanya mengantar dan menemaninya hingga tertidur.
Buku bacaan yang dipilihnya berganti-ganti, tetapi ada buku berseri sejak usia dini dan berlanjut hingga usia sekolah.
Misalnya, buku pengetahuan umum "Wieso? Weshalb? Warum?" (artinya Mengapa? atau Kenapa?), yang jumlah serinya hampir 60. Seri buku ini disesuaikan dengan usia anak, seperti yang tertera pada buku.
Buku edisi awal mengenalkan bagian-bagian tubuh anak, dengan nama dan gambar. Ada juga edisi empat jenis musim yang dialami setiap tahun, atau atlas dunia, jenis hewan, dan berbagai pengetahuan umum lainya.
Semakin lama ketertarikannya pada buku juga mengalami pergeseran, mengikuti usia dan tren buku yang ada.Â
Masa-masa di Kindergarten dia suka dengan cerita tentang dongeng putri dan peri. Ketika di sekolah dasar dia mengoleksi buku cerita berseri "Die Schule der magischen Tiere" (Sekolah Hewan Magis).Â
Buku karya seorang pengarang Jerman yang mulai terbit sekitar 2013 ini menceritakan satu sekolah yang tidak biasa.