* * *
"Aku coba Peche Mortel." Maura mengatakan pada waitress yang mencatat pesanan kami.
"Good choice." Olivier menimpali. Dieu du Peche Mortel salah satu bir terbaik dari Kanada yang asalnya dari Quebec, begitu menurutnya.
Maura mengangsurkan gelasnya padaku dan memintaku untuk mencicipi minuman yang disajikan dingin itu.
"Sama saja rasanya, seperti bir. Aku memang nggak suka bir," ujarku menggeser gelas kembali ke hadapan Maura.
"Oh, really?" Nada keheranan terucap dari Michael.
Ya, tentu saja dia tidak mengetahui kebiasaanku, kami baru berkenalan hari ini. Maura dan Olivier membenarkan ucapanku dan kami berempat akhirnya tertawa.Â
Hidangan makan siang kami terasa lebih nikmat. Mungkin karena kami menikmati di Vieux-Montréal atau Old Montreal yang penuh pesona. Kota tua yang dibangun oleh bangsa Prancis sekitar tahun 1600-an ini indah bagai lukisan.
Suasananya persis seperti di Eropa, bentuk gedung-gedung, gereja, dan rumah tua yang indah dan terjaga, juga toko yang berjajar di sepanjang kawasan pejalan kaki yang dengan susunan batu pada permukaan jalan.
"Hey, Olivier." Seorang wanita cantik dengan rok hijau tosca dan baret warna cognac menyapa dan mendekati Olivier. Kami berempat sedang menyusuri tepian Sungai Saint Lawrence di Old Port Montreal.
"Hi, Ruby." Balas Olivier terkejut,lalu memberikan ciuman di pipi wanita itu.